digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak
PUBLIC Open In Flipbook Nugi Nugraha

Abstrak
PUBLIC Open In Flipbook Nugi Nugraha

Indonesia merupakan salah satu produsen utama minyak bumi di Asia Tenggara. Namun, kegiatan eksplorasi dan produksi (E&P) minyak bumi berpotensi mencemari lingkungan, terutama melalui kontaminasi Total Petroleum Hydrocarbons (TPH) pada tanah. TPH bersifat toksik dan dapat berdampak negatif pada kesehatan manusia maupun ekosistem. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan nilai Site-Specific Target Level (SSTL) sebagai acuan ambang batas konsentrasi TPH yang aman pada 13 site terkontaminasi di Kabupaten Siak. Pendekatan yang digunakan mengacu pada kerangka Risk-Based Corrective Action (RBCA) dari ASTM, yang mengintergrasikan prinsip-prinsip penilaian risiko dari USEPA. Kerangka ini mempertimbangkan karakteristik kontaminan, jalur paparan spesifik lokasi, dan skenario penggunaan lahan non-permukiman. Sampel tanah dikumpulkan dari dua kategori lokasi (nonkonservasi dan konservasi) pada empat kedalaman berbeda. Sementara itu, sampel air permukaan diambil dari lokasi yang memiliki badan air untuk mengevaluasi kemungkinan hubungan antara kontaminasi tanah dan kualitas air. Perhitungan nilai Hazard Index (HI) dan SSTL dilakukan untuk fraksi-fraksi TPH berdasarkan jalur paparan oral, inhalasi, dan dermal. Hasil menunjukkan bahwa seluruh nilai HI berada di bawah ambang batas 1, menandakan bahwa paparan tidak berdampak signifikan terhadap kesehatan manusia. Nilai SSTL paling ketat yang mewakili keseluruhan lokasi adalah 1,69% (16.900 mg/kg). Seluruh hasil konsentrasi TPH aktual berada di bawah nilai ini, yang berarti risiko kontaminasi masih dalam batas aman. Meski demikian, pemantauan berkala tetap diperlukan untuk mencegah dampak jangka panjang terhadap lingkungan.Nilai SSTL pada kedalaman 0 – 30 cm menunjukkan korelasi tertinggi terhadap nilai TPH borelog (r = 0,697), mengindikasikan bahwa nilai SSTL dari lapisan tanah dangkal lebih mencerminkan kondisi kontaminasi aktual di lokasi studi. Unsur barium (Ba) dalam air permukaan menjadi satu-satunya parameter yang berkorelasi signifikan dengan TPH (R² = 0,710; p = 0,0002), yang diduga karena berasal dari sumber kontaminasi yang sama.