Indonesia merupakan salah satu produsen dan eksportir karet alam, namun tertinggal
dalam pengolahan karet menjadi produk bernilai tambah. Ketergantungan pada bahan
olahan impor menyoroti kebutuhan untuk memanfaatkan teknologi yang dapat diterapkan
di industri menengah dan kecil. Penelitian ini bertujuan untuk memodifikasi metode
pengolahan lateks dadih dengan menggunakan teknologi ultrasonikasi untuk
meningkatkan proses koagulasi dan efisiensi pemisahan kadar non-karet dan karet. Proses
ultrasonikasi dilakukan pada variasi suhu (30–60°C), waktu (30–120 menit), dan volume
sampel (200–600 mL). Hasil menunjukkan bahwa peningkatan suhu ultrasonikasi
memperlambat waktu pemisahan dan menghasilkan penurunan mutu lateks, tetapi
meningkatkan perolehan lateks dadih yang dihasilkan. Peningkatan waktu ultrasonikasi
tidak berpengaruh signifikan pada lama waktu pemisahan dan perolehan lateks dadih,
namun meningkatkan viskositas dan distribusi ukuran partikel besar. Peningkatan volume
sampel mengakibatkan waktu pemisahan yang lebih lama dan menurunkan mutu akibat
efisiensi energi yang lebih rendah. Selain itu, perlakuan ultrasonikasi tidak
mempengaruhi bentuk gugus fungsi dalam lateks dadih. Pengolahan optimal dicapai pada
30°C, 120 menit, dan volume menyesuaikan kapasitas dan frekuensi alat ultrasonikasi.
Oleh karena itu, teknologi ultrasonikasi memiliki potensi sebagai metode alternatif yang
baik dan berkelanjutan untuk pengolahan lateks skala kecil hingga menengah, karena
mampu mempercepat pemisahan menjadi 9 hari.
Perpustakaan Digital ITB