ABSTRAK - Johannson Eleazar
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
COVER Johannson Eleazar
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Johannson Eleazar
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Johannson Eleazar
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Johannson Eleazar
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Johannson Eleazar
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Johannson Eleazar
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Johannson Eleazar
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
LAMPIRAN Johannson Eleazar
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Bambu memiliki peran ekologis dan ekonomis yang penting, terutama dalam mitigasi
perubahan iklim, konservasi tanah, serta sebagai sumber bahan baku yang berkelanjutan. Salah
satu jenis bambu yang tersebar luas di Indonesia adalah bambu tali (Gigantochloa apus). Peran
penting jenis bambu ini dalam mitigasi perubahan iklim (penyerapan dan penyimpanan karbon)
perlu ditunjang oleh metode pendugaan simpanan biomasa yang akurat. Penelitian ini bertujuan
untuk mengembangkan persamaan allometrik pendugaan aboveground biomass bambu
Gigantochloa apus untuk meningkatkan efisiensi pendugaan simpanan karbon bambu ini
secara luas di Indonesia. Penelitian dilakukan di Desa Babakan Peuteuy, Kecamatan
Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Lokasi ini dipilih karena ditemukan area luas
yang ditumbuhi bambu beragam, sehingga memungkinkan studi lebih mendalam tentang
pertumbuhan dan akumulasi biomassa. Pengembangan persamaan allometrik dilakukan
dengan metode destruktif melalui penebangan 30 batang bambu. Pemilihan sampel bambu
dilakukan secara purposive sampling berdasarkan keberagaman diameter batang. Untuk setiap
sampel batang bambu dilakukan pengukuran diameter setinggi dada (diameter at breast
height/DBH), tinggi batang, serta berat kering (biomasa). Biomasa batang bambu ditentukan
berdasarkan volume bambu dan masa jenis bambu. Penentuan masa jenis bambu dilakukan
melalui pengambilan tiga sampel dari bagian bawah, tengah dan atas dari setiap batang bambu
(total 90 sampel) dan diukur volume, berat basah, dan berat kering (mengunakan oven).
Persamaan allometrik ditentukan melalui pemodelan regresi dengan menggunakan biomasa
batang bambu (aboveground biomass) sebagai variabel respon dan DBH bambu sebagai
variabel penduga. Analisis dilakukan dengan lima jenis model regresi, yaitu linear, logaritmik,
polinomial, eksponensial, dan power. Pemilihan model terbaik dilakukan berdasarkan nilai
koefisien determinasi (R2) dan standard error (SE), yang merepresentasikan tingkat akurasi
model. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model persamaan allometrik terbaik untuk
menduga aboveground biomass Gigantochloa apus adalah model power dengan persamaan Y
= 0,0602X^2,7951. Model ini memiliki nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,939 dan
standard error (SE) sebesar 0,294, menunjukkan tingkat akurasi yang tinggi. Dengan model ini,
estimasi biomassa bambu dapat dilakukan dengan lebih akurat dan efisien tanpa perlu
melakukan penebangan. Model ini berpotensi dapat diaplikasikan dalam pendugaan stok
karbon bambu Gigantochloa apus secara luas di Indonesia. Untuk penelitian selanjutnya perlu
diuji nilai simpanan karbon dalam biomassa jenis bambu ini, sehingga bisa didapatkan faktor
konversi biomassa ke karbon secara lebih akurat.
Perpustakaan Digital ITB