digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK - Johannson Eleazar
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

COVER Johannson Eleazar
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Johannson Eleazar
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Johannson Eleazar
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Johannson Eleazar
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Johannson Eleazar
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Johannson Eleazar
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Johannson Eleazar
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

LAMPIRAN Johannson Eleazar
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

Bambu memiliki peran ekologis dan ekonomis yang penting, terutama dalam mitigasi perubahan iklim, konservasi tanah, serta sebagai sumber bahan baku yang berkelanjutan. Salah satu jenis bambu yang tersebar luas di Indonesia adalah bambu tali (Gigantochloa apus). Peran penting jenis bambu ini dalam mitigasi perubahan iklim (penyerapan dan penyimpanan karbon) perlu ditunjang oleh metode pendugaan simpanan biomasa yang akurat. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan persamaan allometrik pendugaan aboveground biomass bambu Gigantochloa apus untuk meningkatkan efisiensi pendugaan simpanan karbon bambu ini secara luas di Indonesia. Penelitian dilakukan di Desa Babakan Peuteuy, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Lokasi ini dipilih karena ditemukan area luas yang ditumbuhi bambu beragam, sehingga memungkinkan studi lebih mendalam tentang pertumbuhan dan akumulasi biomassa. Pengembangan persamaan allometrik dilakukan dengan metode destruktif melalui penebangan 30 batang bambu. Pemilihan sampel bambu dilakukan secara purposive sampling berdasarkan keberagaman diameter batang. Untuk setiap sampel batang bambu dilakukan pengukuran diameter setinggi dada (diameter at breast height/DBH), tinggi batang, serta berat kering (biomasa). Biomasa batang bambu ditentukan berdasarkan volume bambu dan masa jenis bambu. Penentuan masa jenis bambu dilakukan melalui pengambilan tiga sampel dari bagian bawah, tengah dan atas dari setiap batang bambu (total 90 sampel) dan diukur volume, berat basah, dan berat kering (mengunakan oven). Persamaan allometrik ditentukan melalui pemodelan regresi dengan menggunakan biomasa batang bambu (aboveground biomass) sebagai variabel respon dan DBH bambu sebagai variabel penduga. Analisis dilakukan dengan lima jenis model regresi, yaitu linear, logaritmik, polinomial, eksponensial, dan power. Pemilihan model terbaik dilakukan berdasarkan nilai koefisien determinasi (R2) dan standard error (SE), yang merepresentasikan tingkat akurasi model. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model persamaan allometrik terbaik untuk menduga aboveground biomass Gigantochloa apus adalah model power dengan persamaan Y = 0,0602X^2,7951. Model ini memiliki nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,939 dan standard error (SE) sebesar 0,294, menunjukkan tingkat akurasi yang tinggi. Dengan model ini, estimasi biomassa bambu dapat dilakukan dengan lebih akurat dan efisien tanpa perlu melakukan penebangan. Model ini berpotensi dapat diaplikasikan dalam pendugaan stok karbon bambu Gigantochloa apus secara luas di Indonesia. Untuk penelitian selanjutnya perlu diuji nilai simpanan karbon dalam biomassa jenis bambu ini, sehingga bisa didapatkan faktor konversi biomassa ke karbon secara lebih akurat.