Kepemimpinan manajer proyek (project manager/PM) merupakan faktor yang mempengaruhi kesuksesan sebuah proyek konstruksi. Lemahnya kepemimpinan PM kontraktor pada proyek konstruksi di Indonesia dan kurangnya kerjasama tim di proyek menjadi faktor yang menghambat kesuksesan proyek di Indonesia. Oleh karena itu, kepemimpinan PM menjadi hal yang perlu dikembangkan. Untuk mengembangkan kepemimpinan PM kontraktor, terlebih dahulu perlu diketahui gaya kepemimpinan yang saat ini sering digunakan oleh PM dan gaya kepemimpinan apa yang seharusnya perlu diterapkan. Jadi, penelitian dilakukan dengan tujuan mengidentifikasi kombinasi gaya kepemimpinan PM di berbagai kelompok proyek di Indonesia dan mengetahui kombinasi gaya kepemimpinan yang seharusnya diterapkan untuk mendapatkan iklim proyek dan kesuksesan proyek sesuai dengan kelompok proyek yang dipimpinnya.
Penelitian dilakukan secara kuantitatif dengan survei mengunakan kuesioner yang disebar dengan metode random sampling pada berbagai proyek konstruksi di kota besar di Indonesia. Kuesioner tentang kepemimpinan dan iklim proyek dibagikan kepada tim proyek untuk menilai persepsi bawahan terhadap manajer proyek sebagai pemimpin dan menilai suasana kerja yang dirasakan di proyek (iklim proyek), sedangkan kuesioner kesuksesan proyek diberikan kepada pemilik proyek atau wakil pemilik proyek. Data yang diperoleh diolah menggunakan (1) statistik deskriptif untuk mengidentifikasi gaya kepemimpinan PM yang sering digunakan, dengan (2) Structural Equation Modelling (SEM) untuk mengetahui kombinasi gaya kepemimpinan yang memberikan pengaruh terhadap iklim dan kesuksesan proyek, dengan (3) korelasi Spearman untuk mengetahui hubungan faktor gaya kepemimpinan dengan unsur iklim proyek sehingga dapat diterapkan untuk meningkatkan iklim proyek konstruksi di Indonesia.
Pada keseluruhan proyek, hasil identifikasi menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan yang sering dilakukan adalah kombinasi dari gaya transformasional (paling sering) diikuti oleh otentik dan transaksional. Identifikasi yang dilakukan pada kelompok proyek berbeda menunjukkan bahwa kombinasi gaya kepemimpinan PM yang sering dilakukan pada kelompok proyek highrise building milik swasta berdurasi tahun jamak dan lowrise building milik swasta berdurasi tunggal dan jamak adalah sama, yaitu otentik, diikuti transformasional dan transaksional. Pada proyek infrastruktur milik pemerintah, gaya kepemimpinan PM yang sering dilakukan pada proyek dengan durasi tahun jamak adalah transformasional, diikuti transaksional dan otentik, sedangkan untuk proyek dengan durasi tahun tunggal adalah transformasional, diikuti otentik dan transaksional. Kedua kelompok memiliki kesamaan yaitu seringnya PM menerapkan gaya kepemimpinan transformasional pada proyek infrastruktur.
Hasil analisis SEM membuktikan bahwa gaya kepemimpinan PM akan memberikan dampak positif terhadap pembentukan iklim proyek dan iklim proyek akan memberikan dampak pada tercapainya kesuksesan proyek. Disamping itu, diperoleh pula keberadaan Manajemen Konstruksi (MK/pengawas dari pihak pemilik proyek) akan menguatkan dampak kepemimpinan PM dalam menciptakan iklim proyek yang positif. Pengaruh iklim proyek terhadap kesuksesan proyek akan dipengaruhi karakter pemilik proyek. Pemilik proyek yang memahami manajemen proyek, memberikan kepastian desain dan pembiayaan, akan meningkatkan kesuksesan proyek.
Gaya kepemimpinan yang disarankan untuk diterapkan pada proyek konstruksi secara keseluruhan adalah kombinasi dari gaya kepemimpinan yang didominasi oleh transformasional diikuti otentik dan transaksional. Pada proyek dengan kompleksitas yang lebih besar (seperti highrise building bertahun jamak milik swasta, lowrise building milik swasta dan infrastruktur bertahun jamak milik pemerintah) kombinasi gaya kepemimpinan yang diperlukan lebih didominasi oleh gaya transformasional. Pada proyek dengan kompleksitas rendah, kombinasi gaya kepemimpinan lebih didominasi oleh gaya transaksional.
Secara lebih detail, bila ditinjau dari faktor gaya kepemimpinan, maka PM di Indonesia merupakan PM yang berkarisma, bermoral, tetapi tidak ikut terlibat dalam proyek bila proyek tidak mengalami masalah (management by exception). Kepemimpinan PM saat ini menghasilkan iklim proyek konstruksi di Indonesia yang baik dalam hal manajemen konflik dan respek, tetapi kurang dalam kerjasama dan relasi. Hal tersebut pada akhirnya berdampak pada proyek yang sering terlambat. Untuk dapat meningkatkan kesuksesan proyek dan iklim proyek, maka PM perlu meningkatkan individual consideration, contingent reward, relational transparency serta mengurangi management by exception dan balance processing.
Perpustakaan Digital ITB