digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Para karyawan membuat keputusan dan mengambil tindakan setiap hari yang dapat secara signifikan memengaruhi kinerja organisasi. Cara perusahaan memperlakukan karyawannya dapat mempengaruhi organisasi secara positif atau menempatkannya dalam risiko. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa karyawan dengan komitmen organisasi yang lebih tinggi menghasilkan hasil bisnis yang lebih baik dibandingkan dengan karyawan yang kurang berkomitmen. Pertanyaan penting yang muncul adalah, 'Siapa yang bertanggung jawab untuk memastikan komitmen organisasi yang tinggi?' Penelitian menunjukkan bahwa tanggung jawab ini terletak pada para pemimpin dan manajer untuk memastikan karyawan memahami bagaimana komitmen mereka berhubungan dengan kinerja organisasi. Beragamnya efektivitas kepemimpinan, pendekatan 'one-size-fits-all' tidaklah memadai. Mengidentifikasi dan menerapkan gaya kepemimpinan yang sesuai dengan kebutuhan organisasi terbukti berkorelasi positif dengan peningkatan komitmen organisasi. Terutama pada start-up, yang bergantung pada kontribusi setiap anggota untuk mendorong inovasi dan disrupsi. Pemimpin harus mampu memberikan arahan dan berupaya agar anggota tim dapat berkontribusi secara optimal. Asa Cerra, sebuah start-up mahasiswa di industri teknologi makanan sehat, sering mengalami keterlambatan, kinerja yang kurang memuaskan, yang berpengaruh pada penyesuaian target kinerja. Mengingat peran penting seorang pemimpin, memiliki gaya kepemimpinan yang tepat menjadi sangat penting. Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi gaya kepemimpinan yang optimal bagi Asa Cerra guna meningkatkan komitmen organisasi. Dengan meneliti gaya kepemimpinan saat ini dan dampaknya terhadap anggota tim, studi ini bertujuan untuk memberikan wawasan tentang peningkatan gaya kepemimpinan dalam lingkungan start-up yang terdiri dari mahasiswa. Studi etnografi ini melibatkan observasi partisipan, wawancara, dan auto-etnografi. Temuan penelitian menunjukkan bahwa pemimpin di Asa Cerra saat ini menerapkan gaya kepemimpinan pace-setting dan afiliasi. Meskipun pendekatan campuran ini memiliki manfaatnya, ada kebutuhan untuk perbaikan agar lebih selaras dengan aspirasi para co-founders untuk meningkatkan komitmen organisasi. Analisis data menunjukkan bahwa kombinasi gaya kepemimpinan coaching dan demokratis dapat lebih meningkatkan komitmen organisasi. Gaya-gaya ini sesuai dengan harapan anggota tim terhadap kepemimpinan, mengatasi keterbatasan dari pendekatan pace-setting dan afiliasi yang saat ini diterapkan