digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK_Anggia Putri Sinulingga [13321072]
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan

COVER
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB I
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan

Bab II
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan

Bab III
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB IV
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB V
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan

DAFTAR PUSTAKA
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan

LAMPIRAN
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan

Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) hibrida merupakan salah satu solusi strategis dalam mendukung transisi energi berkelanjutan di Indonesia. Namun, kompleksitas sistem serta tingginya tingkat ketidakpastian dalam proses penilaian risiko menuntut pendekatan manajemen risiko yang lebih adaptif dan terstruktur. Penelitian ini mengembangkan sebuag kerangka kerja Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) yang dipadukan dengan pendekatan Intuitionistic Fuzzy Hybrid Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (IFH-TOPSIS) sebagai metode penilaian dan pemeringkatan risiko mode kegagalan pada sistem PLTS hibrida. Metode IFH-TOPSIS mengintegrasikan konsep Intuitionistic Fuzzy Set (IFS), operator agregasi, dan metode TOPSIS untuk menangani data linguistik yang bersifat tidak pasti. Pendekatan ini diimplementasikan ke dalam bentuk worksheet otomatis berbasis Visual Basic for Applications (VBA) guna mempermudah dan mengefisienkan proses perhitungan risiko. Studi dilakukan dengan melibatkan empat praktisi lapangan dari berbagai latar belakang teknis pada PLTS hibrida. Penilaian dilakukan dalam bentuk linguistik, yang kemudian dikonversikan menjadi representasi numerik dalam bentuk IFN dan diolah hingga menghasilkan urutan prioritas risiko dari setiap mode kegagalan komponen utama. Dalam penelitian ini, dengan 66 mode kegagalan yang dinilai oleh 4 orang praktisi lapangan, terdapat total kombinasi set data penilaian yang mungkin adalah sebanyak 9^792 set data, hal ini menunjukkan tingkat kompleksitas sangat tinggi pada proses FMEA, terutama untuk sistem yang kompleks seperti sistem PLTS. Dengan adanya worksheet yang sudah diprogram dan pendekatan IFH-TOPSIS, kompleksitas ini dapat ditangani secara sistematis, akurat, dan efisien, serta berpotensi untuk diintegrasikan ke dalam sistem manajemen kegagalan pada pengembangan sistem energi terbarukan, khususnya PLTS, ke depan. Hasil akhir dari penelitian ini berupa sistem pemeringkatan risiko yang mampu menyajikan prioritas risiko secara sistematis dan mengakomodasi ketidakpastian penilaian, dengan temuan nilai derajat kepastian semua mode kegagalan, sebanyak 66 mode kegagalan, berada pada rentang 0,0039 sampai 0,1881 yang berada dibatas teoritis pencapaian konsensus. Selain itu, worksheet yang disusun berhasil mengoptimasi proses FMEA sebanyak 62,5%.