Tuberkolosis merupakan salah satu penyakit yang memiliki prevalensi tinggi.
Dalam pengobatannya digunakan terapi kombinasi beberapa zat aktif sekaligus.
Dalam rangka meningkatkan kepatuhan dan mempermudah penggunaan,
dikembangkan sediaan kombinasi yang mengandung beberapa zat aktif sekaligus.
Pengembangan bentuk sediaan harus diimbangi dengan pengembangan metode
analisis sediaan tersebut. Suatu metode analisis yang digunakan di laboratorium
penelitian harus secara rutin dikembangkan atau dimodifikasi untuk memperoleh
metode analisis yang lebih baik, mutakhir, efektif dan efisien. Spektrofotometri
merupakan salah satu metode yang umum digunakan dalam penetapan kadar zat
aktif dalam sediaan. Pada penelitian ini dikembangkan spektrofotometri UV-Vis
sebagai metode analisis kadar kombinasi etambutol, isoniazid dan piridoksin
dalam sediaan tablet. Pengembangan dilakukan dengan mengacu pada
persayaratan validasi dan kriteria keberterimaan yang harus dipenuhi. Parameter-
parameter tersebut adalah linearitas, batas deteksi, batas kuantisasi, akurasi dan
presisi. Dari pengembangan dan pengujian yang dilakukan diperoleh koefisien
korelasi untuk etambutol, isoniazid dan piridoksin berturut turut 0,9994, 0,99975
dan 0,99972. Batas deteksi untuk etambutol, isoniazid dan piridoksin berturut
turut 0,318, 1,641, dan 0,123 µg/mL. Batas kuantisasi etambutol, isoniazid dan
piridoksin berturut-turut adalah 1,062, 5,641, dan 0,411 µg/mL. Nilai perolehan
kembali pada uji akurasi piridoksin adalah 97,6-102,7%. Sedangkan perolehan
kembali isoniazid adalah 100-103,4%. Perolehan kembali etambutol adalah 97,5-
103,5%. Koefisien variansi pada pengujian presisi etambutol, isoniazid dan
piridoksin berturut-turut adalah 0,56%, 1,53% dan 1,26%. Kadar etambutol,
isoniazid dan piridoksin pada sedian uji adalah 99,97%, 101,81%, dan 95,76%.
Berdasarkan hasil pengujian disimpulkan bahwa metode yang dikembangkan
dapat diaplikasikan dalam analisis kadar etambutol, isoniazid dan piridoksin
dalam sediaan tablet kombinasi.
Perpustakaan Digital ITB