digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Titanium dioksida banyak digunakan dalam produk kosmetik sebagai pigmen warna putih dan agen penyaring sinar UV untuk melindungi kulit dari radiasi ultraviolet. Sebagai tabir surya fisik, titanium dioksida bekerja dengan memblokir, memantulkan, dan menyebarkan sinar UVA dan UVB, sehingga membantu mencegah kerusakan DNA, penuaan dini, dan risiko kanker kulit. Penggunaan titanium dioksida dalam kosmetik harus memperhatikan batas konsentrasi aman terhadap penetrasi kulit. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan dan memvalidasi metode analisis penetapan kadar titanium dioksida dalam produk alas bedak menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom Nyala (SSA). Sistem destruksi sampel paling optimal menggunakan pelarut asam H?SO?, HNO?, dan HCl dengan penambahan KHSO? sebagai agen pengompleks. Parameter optimal SSA meliputi penggunaan lampu katoda Ti pada panjang gelombang 364,3 nm, arus 12 mA, lebar celah 0,7 nm, gas pembakar N?O/C?H?, laju alir 7,8 L/menit, waktu ukur 5 detik, dan waktu tunggu baca 3 detik. Metode tervalidasi menunjukkan selektivitas dan linearitas yang baik (rentang 25–200 ?g/mL; r = 0,9999), serta batas deteksi dan kuantitasi masing-masing sebesar 5,152 dan 15,613 ?g/mL. Hasil recovery berkisar antara 95,93%–98,09%, dan presisi intra dan antarhari memenuhi kriteria. Kadar titanium dioksida dalam enam sampel alas bedak berada pada kisaran 0,269% hingga 1,15%, dan telah memenuhi ketentuan BPOM yang mengizinkan penggunaan hingga 25%. Metode ini terbukti akurat, presisi, dan andal untuk analisis rutin dalam produk kosmetik.