digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak - Indira Setya Wicaksana
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Antibodi merupakan protein imun yang dapat menetralisasi antigen. Sejak terjadinya pandemi SARS-CoV-2, pengembangan antibodi monoklonal semakin marak karena kemampuannya untuk menargetkan antigen secara spesifik. Immunoglobulin A (IgA), sebagai antibodi yang berperan dalam sistem imun baik secara mukosal maupun sistemik, berpotensi tinggi dalam mencegah maupun mengobati penyakit akibat infeksi virus. Studi sebelumnya menunjukkan bahwa IgA memiliki sifat antivirus yang lebih tinggi dibandingkan IgG dalam menetralisasi SARS-CoV-2, sehingga pengembangan antibodi monoklonal berbasis IgA menjadi strategi yang menjanjikan dalam menghadapi infeksi virus pernapasan. Pengembangan antibodi monoklonal salah satunya dapat dicapai melalui teknologi rekombinan yang memungkinkan antibodi dapat direkayasa secara molekuler serta dapat diproduksi secara efisien dan konsisten. Salah satu tahap penting dalam pembuatan antibodi monoklonal yaitu memastikan gen antibodi memiliki struktur lengkap, mencakup domain konstan dan variabelnya, agar dapat diekspresikan secara fungsional. pFUSEss-CHIg-hA2(m1) merupakan plasmid ekspresi pada sistem mamalia yang membawa segmen konstan dari rantai berat IgA2(m1), tetapi belum memiliki gen pengkode dari segmen variabel rantai beratnya. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menyisipkan gen pengkode fragmen variabel rantai berat (VH1) dari IgA yang spesifik terhadap receptor binding domain (RBD) SARS-CoV-2 –bagian dari protein spike yang berperan dalam pengikatan virus ke reseptor ACE2– ke dalam plasmid ekspresi. Gen VH1 dalam plasmid pUC57 diperoleh melalui amplifikasi dengan PCR, lalu disisipkan ke dalam pFUSEss-CHIg-hA2(m1) melalui pemotongan dengan enzim NheI dan EcoRI kemudian dilanjutkan dengan proses ligasi dan transformasi ke dalam sel kompeten E.coli DH5?. Keberhasilan ligasi dianalisis melalui koloni PCR, analisis restriksi, serta sekuensing. Koloni transforman yang diseleksi menunjukkan keberadaan pita yang sesuai dengan ukuran gen VH1. Hasil analisis restriksi menunjukkan keberadaan dua pita hasil pemotongan yang sesuai dengan ukuran insert dan backbone plasmid yang diharapkan, serta hasil sekuensing menunjukkan bahwa fragmen gen VH1 sepanjang 367bp berhasil disisipkan ke dalam vektor pFUSEss-CHIg-hA2(m1) dengan orientasi dan kerangka baca yang benar. Hasil analisis menunjukkan urutan asam amino hasil kloning memiliki kesamaan 100% dengan desain in silico. Hal ini menunjukkan keberhasilan dilakukannya subkloning gen VH1 ke dalam vektor ekspresi pFUSEss-CHIg-hA2(m1) sebagai tahap awal pengembangan antibodi monoklonal berbasis teknologi rekombinan, dan berpotensi untuk dikombinasikan dengan gen rantai ringan (VL) serta komponen lain yang diperlukan untuk menghasilkan IgA utuh maupun secretory IgA yang fungsional.