Infeksi SARS-CoV-2 dapat menstimulasi respons imun adaptif spesifik, salah
satunya adalah pembentukan antibodi netralisasi (NAb). Pada penelitian
sebelumnya, sebanyak 9 urutan fragmen variabel (Fv) anti-RBD-SARS-CoV-2
potensial berbasis IgA dikarakterisasi dari saliva dan plasma orang Indonesia
penyintas COVID-19 secara in silico. Penelitian ini bertujuan untuk memproduksi
dan mengkarakterisasi antibodi monoklonal (mAb) IgG rekombinan dengan urutan
Fv yang telah dioptimasi untuk menarget protein spike S1 SARS-CoV-2. Fragmen
VH1 dikloning ke vektor ekspresi AbVec2.0-IGHG1 dan fragmen VL1 dikloning
ke vektor ekspresi AbVec1.1-IGKC dengan metode restriksi dan ligasi.
Keberhasilan hasil kloning dikonfirmasi dengan elektroforesis gel agarosa dan
sekuensing. Hasil produksi mAb dari plasmid AbVec IGHG1-VH1 dan AbVec
IGKC-VL1 di sel HEK293T menunjukkan nilai absorbansi yang rendah pada uji
ELISA indirect. Intensitas deteksi ekspresi mAb ekstraseluler sangat rendah pada
mAb VH1-VL1 dibandingkan dengan NAb BD-604. Hal ini diduga karena
perbedaan sinyal peptida yang memengaruhi efisiensi sekresi. Kombinasi heavy
chain (HC) dan light chain (LC) NAb BD-604 dengan mAb VH1-VL1 dilakukan
untuk melihat efek pengikatan mAb terhadap protein spike S1. Kombinasi BD-604
HC dengan VL1 menunjukkan peningkatan nilai absorbansi. Perbedaan urutan
CDR pada Fv dapat memengaruhi pengikatannya terhadap protein spike S1 SARS-
CoV-2. Hasil penelitian ini menunjukkan produksi dan karakterisasi mAb IgG
rekombinan yang menarget protein spike S1 SARS-CoV-2 telah berhasil dilakukan,
namun peningkatan afinitas dan sekresi mAb perlu diteliti lebih lanjut.
Perpustakaan Digital ITB