digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Infeksi SARS-CoV-2 dapat menstimulasi respons imun adaptif spesifik, salah satunya adalah pembentukan antibodi netralisasi (NAb). Pada penelitian sebelumnya, sebanyak 9 urutan fragmen variabel (Fv) anti-RBD-SARS-CoV-2 potensial berbasis IgA dikarakterisasi dari saliva dan plasma orang Indonesia penyintas COVID-19 secara in silico. Penelitian ini bertujuan untuk memproduksi dan mengkarakterisasi antibodi monoklonal (mAb) IgG rekombinan dengan urutan Fv yang telah dioptimasi untuk menarget protein spike S1 SARS-CoV-2. Fragmen VH1 dikloning ke vektor ekspresi AbVec2.0-IGHG1 dan fragmen VL1 dikloning ke vektor ekspresi AbVec1.1-IGKC dengan metode restriksi dan ligasi. Keberhasilan hasil kloning dikonfirmasi dengan elektroforesis gel agarosa dan sekuensing. Hasil produksi mAb dari plasmid AbVec IGHG1-VH1 dan AbVec IGKC-VL1 di sel HEK293T menunjukkan nilai absorbansi yang rendah pada uji ELISA indirect. Intensitas deteksi ekspresi mAb ekstraseluler sangat rendah pada mAb VH1-VL1 dibandingkan dengan NAb BD-604. Hal ini diduga karena perbedaan sinyal peptida yang memengaruhi efisiensi sekresi. Kombinasi heavy chain (HC) dan light chain (LC) NAb BD-604 dengan mAb VH1-VL1 dilakukan untuk melihat efek pengikatan mAb terhadap protein spike S1. Kombinasi BD-604 HC dengan VL1 menunjukkan peningkatan nilai absorbansi. Perbedaan urutan CDR pada Fv dapat memengaruhi pengikatannya terhadap protein spike S1 SARS- CoV-2. Hasil penelitian ini menunjukkan produksi dan karakterisasi mAb IgG rekombinan yang menarget protein spike S1 SARS-CoV-2 telah berhasil dilakukan, namun peningkatan afinitas dan sekresi mAb perlu diteliti lebih lanjut.