Abstrak - Notya Jeng Agnes Sipayung
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Sengon (Falcataria moluccana) dikenal sebagai pohon yang memiliki pertumbuhan cepat dan sering dimanfaatkan dalam bidang kehutanan. Akan tetapi, selama proses penyimpanan, viabilitas benihnya cenderung menurun, yang pada akhirnya berdampak pada penurunan daya kecambah. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji efek halopriming (perendaman dalam larutan NaCl) yang dipadukan dengan pemberian GA? (asam giberelat) terhadap viabilitas benih sengon yang telah disimpan selama 4 tahun dan 17 tahun.
Penelitian dilaksanakan di Labtek VA – Kampus ITB Jatinangor, dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) faktorial dua faktor, yaitu umur simpan (US : US1 = 4 tahun; US2 = 17 tahun) serta perlakuan perendaman (P1 = kontrol, P2 = halopriming 6 jam + GA? 50 ppm, P3 = halopriming 12 jam + GA? 50 ppm), dengan masing-masing ulangan 3 kali. Parameter yang diamati meliputi karakteristik fisik sampel uji (kadar air benih, bobot 1000 butir benih, dan panjang benih) dan karakteristik fisiologis benih (persentase kecambah/GP, kecepatan kecambah/GR rata-rata kecambah harian/MDG, nilai puncak/PV, dan nilai kecambah/GV).
Berdasarkan hasil penelitian, kadar air benih berada di bawah standar ISTA (<8%), yaitu 4,55% (umur simpan 4 tahun) dan 5,32% (umur simpan 17 tahun). Perlakuan yang paling optimal pada umur simpan 4 tahun (US1) yaitu US1P2, dengan persentase berkecambah 89,67%, sedangkan perlakuan yang paling optimal pada umur simpan 17 tahun (US2) yaitu US2P3, dengan persentase berkecambah 87,67%. Terdapat peningkatan signifikan pada nilai MDG, PV, dan GV, terutama pada benih dengan umur simpan lebih lama. Pada perlakuan US2P3, GV meningkat sebesar 82,56% dan GP naik 50,29%, menandakan adanya respons positif dari benih lama terhadap perendaman kombinasi halopriming dan GA?. Dapat disimpulkan bahwa baik lama penyimpanan benih maupun perlakuan perendaman memberikan pengaruh yang signifikan terhadap viabilitas benih sengon. Perlakuan paling optimal adalah US1P2 untuk benih yang disimpan 4 tahun dan US2P3 untuk benih yang telah disimpan selama 17 tahun.
Dapat disimpulkan bahwa viabilitas benih sengon sangat dipengaruhi oleh umur simpan benih sengon, semakin lama benih disimpan, semakin menurun viabilitas benih. Dalam perlakuan perendaman menggunakan halopriming dan GA? berpengaruh terhadap viabilitas benih sengon, dengan perlakuan P2 memberikan persentase kecambah serta rata-rata kecambah harian tertinggi pada benih yang telah disimpan selama 4 tahun. Serta Hubungan antara interaksi umur simpan benih dan perendaman (halopriming dan GA?) memiliki hubungan yang signifikan, dengan perlakuan US1P2 paling efektif untuk benih dengan umur simpan 4 tahun, sedangkan perlakuan US2P3 mampu meningkatkan viabilitas pada benih sengon dengan umur simpan 17 tahun. Perlakuan perendaman halopriming dan GA? pada umur simpan 17 tahun dapat meningkatkan GP sebesar 50,29% (US2P3) dan 32,57% (US2P2) dibandingkan dengan perendaman air/kontrol (US2P1). Pada variabel MDG juga terjadi peningkatan sebesar 32,37% (US2P2) dan 50% (US2P3) dibandingkan dengan kontrol (US2P1).
Perpustakaan Digital ITB