Penyediaan air minum memiliki tantangan tersendiri bagi setiap daerah dengan
faktor sosial, ekonomi, lingkungan, dan teknis menjadi penentu penting dalam
ketersediaan dan keterjangkauan air bagi masyarakat. Desa Mekarmanik,
Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung, merupakan salah satu wilayah dengan
permasalahan kompleks terkait penyediaan air minum. Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM) di Kawasan Bandung Raya hanya mampu menyuplai air minum
sebanyak 8,91% ke rumah tangga di wilayah transisi seperti Desa Mekarmanik,
jauh di bawah suplai di daerah perkotaan sebesar 48,24%. Selain itu, potensi
pencemaran air minum di Kabupaten Bandung meningkat hampir 30% dari tahun
2015-2020. Penelitian ini bertujuan mengkaji kondisi penyediaan air minum secara
komprehensif dengan menganalisis tingkat kerawanan air rumah tangga
(Household Water Insecurity Index/HWII), faktor-faktor kontekstual yang
memengaruhinya, serta dampaknya terhadap kesehatan, sosial, dan ekonomi
masyarakat. Metodologi penelitian melibatkan pengumpulan data primer melalui
penyebaran kuesioner kepada 151 rumah tangga responden di Desa Mekarmanik.
Hasil studi menunjukkan nilai HWII Desa Mekarmanik adalah sebesar 0,37 dengan
97,4% rumah tangga berada dalam kondisi water insecure. Indikator yang paling
banyak tidak terpenuhi meliputi persepsi kualitas air (78,1%), gangguan sarana air
musiman (72,8%), kuantitas pemakaian air (55,6%), dan akses
perbaikan/pemeliharaan sarana air (51,7%). Faktor pengelolaan sarana air secara
signifikan memengaruhi HWII dengan rumah tangga yang memiliki sarana air
terkelola akan menurunkan nilai HWII sebesar 0,135 dibandingkan rumah tangga
tanpa pengelola sarana air. HWII tidak berpengaruh pada angka diare atau waktu
sekolah yang hilang tetapi signifikan meningkatkan kemungkinan kehilangan
waktu kerja sebesar 1,4 kali untuk setiap kenaikan 0,1 unit indeks.
Perpustakaan Digital ITB