ABSTRAK Adrizal Fahar Adyatma
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 1 Adrizal Fahar Adyatma
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 2 Adrizal Fahar Adyatma
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 3 Adrizal Fahar Adyatma
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 4 Adrizal Fahar Adyatma
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 5 Adrizal Fahar Adyatma
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 6 Adrizal Fahar Adyatma
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
PUSTAKA Adrizal Fahar Adyatma
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
LAMPIRAN Adrizal Fahar Adyatma
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Perubahan tutupan lahan merupakan salah satu faktor utama yang memengaruhi
keberlanjutan jasa lingkungan, khususnya jasa pengatur air. Jasa ini berperan
penting dalam menyerap, menyimpan, dan mendistribusikan air dalam sistem
hidrologi. Kabupaten Cirebon, sebagai bagian dari Kawasan Strategis Nasional
Rebana, tengah mengalami tekanan pembangunan yang masif, yang ditandai
dengan alih fungsi lahan pertanian dan vegetasi alami menjadi kawasan
permukiman dan industri. Kondisi ini berpotensi menurunkan kapasitas ekosistem
dalam menjalankan fungsi pengaturan air. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis pengaruh dinamika perubahan tutupan lahan terhadap Indeks Jasa
Lingkungan Hidup (IJLH) pengatur air di Kabupaten Cirebon dalam periode 2016–
2044 serta membandingkannya dengan skenario pola ruang dalam RTRW
Kabupaten Cirebon 2024–2044. Penelitian menggunakan pendekatan spasial dan
temporal melalui pemodelan tutupan lahan dengan metode Cellular Automata (CA)
dan penilaian jasa lingkungan berbasis Simple Additive Weighting (SAW). Analisis
dilakukan dengan menggunakan data tutupan lahan tahun 2016, 2020, dan 2024,
serta prediksi tahun 2044 melalui model CA-Markov. Indeks Jasa Lingkungan
Hidup (IJLH) pengatur air dihitung melalui metode skoring dan penginderaan jauh
berbasis GIS. Hasil menunjukkan bahwa konversi lahan pertanian dan vegetasi
menjadi permukiman dan kawasan terbangun lainnya meningkat drastis (12.877,80
ha hingga 2044), dan berdampak langsung terhadap penurunan nilai IJLH secara
linear. Sebanyak 73,22% wilayah menunjukkan hubungan linier antara arah
perubahan tutupan lahan dengan perubahan IJLH. Artinya, semakin intensif
konversi ke lahan terbangun, semakin menurun kapasitas pengaturan air.
Sebaliknya, skenario tata ruang dalam RTRW Cirebon 2024–2044 menunjukkan
potensi pemulihan kualitas jasa ekosistem yang lebih baik, menegaskan pentingnya
integrasi ekologi dalam perencanaan wilayah. Penelitian ini merekomendasikan
penggunaan indikator IJLH sebagai instrumen pengambilan keputusan dalam revisi
RTRW dan penyusunan KLHS berbasis keberlanjutan.
Perpustakaan Digital ITB