Tersingkap di Lengan Tenggara Pulau Sulawesi, Formasi Meluhu merupakan batuan dasar yang berumur Mesozoikum berafinitas kerak benua. Penelitian sebelumnya masih berfokus pada karakterisasi proses sedimentasi dan stratigrafi, namun hubungan asal usul penyaluran dengan tatanan tektoniknya belum dijelaskan dengan baik. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui karakteristik sedimentologi, pola geokimia, dan paleogeografi Formasi Meluhu. Lokasi penelitian terbagi menjadi 11 titik pengukuran di sepanjang Lengan Tenggara, Pulau Sulawesi. Metode yang digunakan adalah analisis fasies, analisis petrografi kuantitaf-kualitatif, dan analisis geokima (ICP-OES dan ICP-MS).
Sedimentologi Formasi Meluhu dibagi menjadi 27 kode litofasies yaitu FaShc, Fhc, Fl, Sm, Gms, Gcs, Sl, Flb, Sbm, Fcm, Lm, Shsc, SGm, Sf, Fbhc, Shb, Sc, Sfm, FShc, Sp, St, Scm, Fm, Sh, C, Ss, dan Flc, lalu di kelompokkan menjadi 5 asosiasi fasies yaitu asosiasi fasies fluvial, delta plain, delta front, pro delta, dan marine. Fasies fluvial ditafsirkan sebagai jenis sungai bermeander, sedangkan sistem delta diinterpretasikan sebagai delta jenis energi campuran yang didominasi oleh fluvial dan pasang surut. Morfologi pengendapan delta Formasi Meluhu diinterpretasikan tidak tegak lurus terhadap datangnya gelombang akibat garis pantai saat pengendapan. Keberadaan asosiasi fasies marine dengan asosiasi fasies non-marine (fluvio-deltaik) di atasnya kemungkinan merupakan suatu batas sikuen yang signifikan; karena tidak hadirnya silisiklastik dalam interval batuan karbonat, sedangkan di atasnya langsung diendapkan transisi deltaik.
Dua kelompok batuan secara petrografi dijumpai yaitu arenite dan wacke, dengan rata-rata perbandingan kuarsa, feldspar, dan litik yaitu Q66.2F4.8L29.9. Analisis QFL menunjukkan recycled orogenic, diikuti cratonic interior dan mixed area provenance. Kehadiran variasi jenis kuarsa seperti monocrystalline quartz, polycrystalline quartz, undulose quartz, non-undulose quartz, straight to slightly curved quartz, crenulated to suture quartz, litik batuan metamorf, batuan sedimen, dan batuan vulkanik menunjukkan batuan sumber yang bervariasi. Kenampakan tekstur overgrowth, kompaksi, perekahan, pelarutan, dan penggantian mineral mencirikan dominasi efek mesogenesis pada batupasir Formasi Meluhu. Analisis geokimia menunjukkan tatanan tektonik Formasi Meluhu adalah passive margin
yang dipengaruhi oleh active continental margin. Pola distribusi REE yang dinormalisasi kondrit pada diagram laba-laba menunjukkan pola pengayaan LREE dan pola datar pada HREE, disertai anomali negatif Eu yang menyerupai pola geokimia Upper Continental Crust (UCC) dan Post-Archean Australian Shale (PAAS), sehingga mendukung interpretasi pengendapan dalam tatanan Passive margin. Nilai rata-rata rasio unsur Eu/Eu* (0,59), La/Sc (4,38), La/Co (20,05), Th/Sc (1,83), Th/Co (8,76), dan Cr/Th (1.78), mengindikasikan sumber batuan berasal dari batuan felsik. Interpretasi paleoklimat dan indeks pelapukan purba berdasarkan analisis geokimia (CIA, CIW, PIA, dan ICV) menunjukkan pelapukan kimia pada tingkat sedang sampai intensif dalam kondisi iklim hangat dan lembab, dengan indikasi sedimentasi multisiklus.
Kesimpulannya, Formasi Meluhu dapat berasal dari reworking fluvio-deltaik dari batuan beku, metamorf dan sedimen yang mengalami pelapukan sedang hingga intensif dari sekitar Tasman Line Orogen, South West Borneo, dan Kraton Tua Australia, lalu diendapkan di bagian paling barat dari Sula Spur, di tepi barat laut (NW), Gondawana. Sejarah pengendapan Formasi Meluhu berlangsung di sepanjang passive margin yang sebelumnya berasal dari active continental margin dari penujaman paleo-pasifik. Pengendapan passive marine dikontrol oleh subsiden dan penipisan kerak akibat perubahan tektonik regional di Australia Utara. Secara umum, hasil studi ini dapat berkontribusi dalam rekonstruksi sejarah pengendapan dan evolusi paleogeografi Formasi Meluhu pada Lengan Tenggara Sulawesi, yang saat Mesozoikum masih menyatu dengan Gondwana.
Perpustakaan Digital ITB