Pemeriksaan struktur anjungan lepas pantai di Indonesia selama ini menggunakan
sistem TBI (time based inpsection). Hanya saja, pemeriksaan berkala anjungan
lepas pantai berdasarkan waktu memiliki kelemahan karena tidak membedakan
waktu dan lingkup pemeriksaan yang dilakukan terhadap anjungan lepas pantai,
baik itu struktur lama ataupun baru, yang disesuaikan dengan karakteristik anjungan
lepas pantai tersebut dan tidak memperhitungkan faktor keacakan baik itu dari
kapasitas struktur ataupun beban.
Pada penelitian ini dilakukan metode risk reliability based underwater inspection
(RReBUI) sebagai alternatif metoda dalam penentuan inspeksi pada struktur
anjungan lepas pantai tipe tetap (fixed platform) di Laut Natuna dimana risiko
didefinisikan sebagai perkalian antara kemungkinan kegagalan (probability of
failure / PoF) dengan faktor konsekuensi kegagalan (consequence of failure / CoF).
Perhitugan PoF dilakukan dengan cara kuantitatif berdasarkan moda kegagalan
collapse dan fatigue structure dengan variabel tinggi dan periode gelombang
sebagai parameter acak dengan menggunakan analisis reliabilitas metode First
Order Reliability Moment II (FORM II). Sedangkan CoF dan waktu inspeksi akan
mengacu kepada standar API RP-2SIM.
Hasil dari studi kasus yang dilakukan terhadap struktur anjungan lepas pantai tipe
tetap dengan jumlah kaki 8 di Laut Natuna didapatkan bahwa pada risiko global
yang didasarkan pada moda kegagalan collapse mendapatkan nilai ranking risiko
medium, dengan nilai PoF 1 dan CoF sebesar 5 sehingga interval inspeksi survey
level I dan II secara berturut-turut adalah 1 tahun dan 4 tahun. Sedangkan pada
penilaian risiko lokal yang didasarkan pada moda kegagalan fatigue didapatkan
nilai risiko medium pada vertical bracing dan high pada leg dengan interval
inspeksi pada joint tersebut yaitu 6 tahun dan 12 tahun secara berurutan.
Perpustakaan Digital ITB