COVER Meisya Nurmadilla
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Meisya Nurmadilla
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Meisya Nurmadilla
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Meisya Nurmadilla
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Meisya Nurmadilla
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Meisya Nurmadilla
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Meisya Nurmadilla
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
LAMPIRAN Meisya Nurmadilla
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
Erosi pantai menjadi isu lingkungan global yang berdampak pada kerusakan garis
pantai akibat berkurangnya suplai sedimen. Perubahan ini disebabkan oleh
kombinasi faktor oseanografi, iklim musiman, dan intervensi manusia. Di kawasan
pesisir seperti Pantai Nusa Dua, Bali, dinamika garis pantai sangat dipengaruhi oleh
musim, gelombang, dan morfologi pantai. Penelitian ini menggunakan data citra
satelit Landsat dan Sentinel-2 untuk menganalisis garis pantai dan kemiringan dasar
pantai sepanjang tahun 2000–2024. Proses ekstraksi dilakukan dengan toolkit
CoastSat berbasis Google Earth Engine. Analisis domain frekuensi dilakukan
dengan metode Lomb–Scargle Transform untuk mengidentifikasi pola siklik
perubahan garis pantai dan fluks gelombang. Perubahan garis pantai dianalisis
menggunakan metode statistik dan scatter plot untuk mengkaji hubungan antara
slope dan pergeseran garis pantai. Hasil menunjukkan bahwa sebagian besar
transek mengalami akresi, terutama pada pantai dengan slope landai (0,05–0,08).
Musim timur mencatat fluks gelombang lebih tinggi (4,5–5,5 N/s) dibanding musim
barat yang lebih fluktuatif (~1,5–3,5 N/s). Domain frekuensi menunjukkan pola
musiman tahunan (1 cycle/year) serta tren jangka panjang (~0,08–0,1 cycle/year)
akibat fenomena ENSO. Terdapat hubungan erat antara slope pantai, fluktuasi
musiman fluks gelombang, dan perubahan garis pantai. Pantai landai cenderung
lebih akresif dan stabil, khususnya saat musim timur. Temuan ini penting bagi
strategi pengelolaan pesisir yang adaptif dan berkelanjutan.
Perpustakaan Digital ITB