digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Fatimah Azzahra
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 1 Fatimah Azzahra
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza Ringkasan

BAB 2 Fatimah Azzahra
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 3 Fatimah Azzahra
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 4 Fatimah Azzahra
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 5 Fatimah Azzahra
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

PUSTAKA Fatimah Azzahra
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

Gig economy adalah fenomena yang sedang terjadi dan ini merubah market pekerjaan. Dengan situasi seperti ini pekerjaan dapat dilakukan dimana saja dan tidak terpaku oleh lokasi, situasi pekerjaan juga dapat lebih fleksibel dimana kerja bisa dilakukan dimana saja. Tren gig economy terlihat sedang meningkat dan banyak pekerja di berbagai area di dunia berpartisipasi dalam gig ini. Pekerja yang berpartisipasi dan cenderung memiliki sistem kerja dengan tingkat fleksibilitas tinggi, durasi pendek, atau project based sering dikategorikan sebagai gig worker. Keberadaan gig worker dan kenaikan partisipasi mereka dalam dunia kerja membawa perubahan terhadap organisasi dan perusahaan. Salah satunya di sisi adanya opsi untuk perusahaan bisa mempekerjakan gig worker dan kemungkinan mengurangi biaya operasi terkait perekrutan. Selain dari itu ada juga beberapa perubahan yang terjadi dari sisi manajemen sumber daya manusia. Penelitian ini fokus kepada sistem manajemen sumber daya manusia untuk gig worker. Melalui penelitian ini hal terkati isu bisnis yang dialami perusahaan saat ini dimana ini berkaitan dengan kurangnya performa gig worker akan di eksplorasi lebih lanjut. Metode kualitatif digunakan dalam penelitian ini dimana gig worker dan juga pekerja full time melakukan in depth interview. Data data yang didapat dianalisa lebih lanjut dengan menggunakan analisa tematik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan perlakuan di semua area di dalam manajemen sumber daya manusia. Hal ini dapat dilihat dari area rekrutmen sampai hubungan kerja. Didapati gig worker mengalami proses rekrutmen yang berbeda, kurang nya dukungan dan inklusi mengenai pembelajaran dan koneksi, dan tidak adanya masukan terkait pekerjaan. Melalui penelitian ini ditemukan juga bahwa hal hal seperti fleksibilitas dan juga adanya pelatihan berkontribusi terhadap pertimbangan pekerja gig untuk tetap tinggal. Penelitian ini memberikan wawasan lebih lanjut mengenai pentingnya manajemen sumber daya manusia yang juga memperhatikan inklusi untuk pekerja gig. Adapun penelitian ini memberikan rekomendasi lebih lanjut untuk meningkatkan aspek aspek dalam praktik sumber daya manusia untuk mendukung dan melibatkan pekerja gig dengan lebih baik.