Sumber daya manusia memainkan peran kunci dalam mencapai kesuksesan
organisasi bisnis. Maka, penting bagi organisasi untuk memiliki sumber daya
manusia yang berkualitas, yang diperoleh melalui proses rekrutmen dan seleksi. Di
era saat ini, rekrutmen dan seleksi, seperti aspek bisnis lainnya, sangat bergantung
pada kecepatan dan akurasi. Dalam hal ini, penerapan artificial intelligence (AI)
dapat memberikan efisiensi dalam penghematan waktu dan biaya. Namun, tingkat
penerimaan recruiter terhadap artificial intelligence (AI) masih belum kuat, karena
masih ada keraguan dan kecemasan terhadap teknologi artificial intelligence (AI)
yang masih dalam tahap awal. Penelitian ini bertujuan mengembangkan model
unified theory of acceptance and use of technology (UTAUT) untuk
mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi penerimaan teknologi artificial
intelligence (AI) oleh recruiter.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan pengumpulan data
menggunakan non-probability sampling dengan kategori convenience sampling.
Data diperoleh dari 90 recruiter di Jabodetabek dan Bandung melalui kuesioner
yang berisi 25 indikator yang digunakan untuk mengukur tujuh variabel penelitian.
Data diolah menggunakan PLS-SEM dengan bantuan perangkat lunak SmartPLS.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekspektasi kinerja dan kepercayaan memiliki
dampak positif pada intensi penggunaan artificial intelligence (AI), dengan sikap
berperan sebagai mediator. Selain itu, sikap dan pengaruh sosial juga berpengaruh
positif pada intensi penggunaan artificial intelligence (AI). Sementara itu,
ekspektasi usaha dan kondisi yang memfasilitasi tidak memiliki pengaruh positif
pada intensi penggunaan artificial intelligence (AI) dalam proses rekrutmen dan
seleksi.
Temuan dari penelitian menunjukkan bahwa pengembangan model unified theory
of acceptance and use of technology (UTAUT) dapat memberikan model yang lebih
komprehensif untuk menjelasakan faktor-faktor yang memengaruhi penerimaan
teknologi artificial intelligence (AI) oleh recruiter. Penelitian ini berkontribusi
secara konseptual dan empiris terhadap literatur yang muncul tentang penerimaan
teknologi artificial intelligence (AI) dalam proses rekrutmen dan seleksi oleh
recruiter. Lebih lanjut, mengenai implikasi praktis dari penelitian ini akan
melibatkan edukasi, komunikasi, pelatihan, dukungan sosial, dan upaya untuk
meningkatkan penerimaan teknologi artificial intelligence (AI) dalam proses
rekrutmen dan seleksi.