digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak - Sarah
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Peningkatan emisi karbon dioksida (CO?) yang tinggi berkontribusi pada perubahan iklim global. Ekosistem mangrove, sebagai penyerap karbon yang efektif, berperan penting dalam mengurangi emisi karbon. Ekosistem mangrove di Jakarta mengalami penurunan luas yang signifikan, dengan hanya sekitar 63,25 ha yang tersisa pada tahun 2020, dengan 56.96 ha (90%) di antaranya berada di Taman Wisata Alam Angke Kapuk (TWA Angke Kapuk). Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi simpanan karbon mangrove di TWA Angke Kapuk menggunakan metode regresi linear dan interpolasi spasial. Penelitian dilakukan pada 50 plot sampel berukuran 10 x 10 m yang ditentukan menggunakan metode stratified random sampling berdasarkan kelas kedalaman air laut yang berbeda. Data simpanan karbon diperoleh melalui perhitungan biomassa dari nilai Diameter pada Tinggi Dada (DBH) vegetasi mangrove yang diketahui. Data sekunder dari citra satelit Sentinel-2A digunakan untuk ekstraksi indeks spektral seperti Forest Canopy Density (FCD), Normalized Difference Vegetation Index (NDVI), dan Normalized Difference Water Index (NDWI) sebagai variabel penduga dalam pemodelan regresi. Hasil regresi linear menunjukkan bahwa tidak ada hubungan signifikan antara variabel penduga dan simpanan karbon, dengan nilai koefisien determinasi yang sangat rendah. Sebaliknya, pemodelan interpolasi menggunakan metode Inverse Distance Weighting (IDW) dan Kriging menunjukkan hasil yang lebih baik dalam memetakan distribusi karbon. Model IDW dengan 70% data observasi memberikan nilai RMSE dan CVRMSE paling baik, dengan masing-masing sebesar 40,83% dan 31,75%. Hasil pemodelan spasial simpanan karbon di TWA Angke Kapuk menunjukkan bahwa interpolasi IDW menggunakan 70% data observasi merupakan metode yang paling baik meskipun nilai akurasinya masih perlu ditingkatkan. Dengan kondisi lingkungan yang ditemukan di lokasi penelitian, pemodelan spasial dengan akurasi yang lebih baik dapat dicapai dengan penggunaan lebih banyak data observasi dengan metode pengumpulan sampel secara sistematis di lapangan.