Sisa hasil pengolahan (SHP) merupakan hasil akhir dari pengolahan dimana seiring
dengan penurunan kadar bijih yang ada di alam maka volume SHP yang dihasilkan
akan semakin meningkat. Selain hanya sebagai limbah, umumnya SHP banyak
mengandung material yang berharga. Dalam material SHP timah aluvial terdapat
mineral yang dikenal dengan mineral ikutan timah (MIT) dan salah satunya adalah
pasir kuarsa. Pasir kuarsa yang diperoleh pada penambangan timah aluvial memiliki
kelimpahan kandungan silika yang cukup tinggi, dimana saat ini pasir kuarsa
merupakan bahan galian industri yang cukup banyak dimanfaatkan untuk keperluan
konstruksi. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan atau memodelkan kondisi
bawah permukaan dan mengestimasi potensi kelimpahan pasir kuarsa yang ada
pada SHP timah aluvial. Metode yang digunakan untuk memodelkan bawah
permukaan dalam penelitian ini adalah metode Ground Penetrating Radar (GPR)
dan metode pemboran. Kedua metode tersebut diintegrasikan dengan bantuan
metode geostatistik untuk mendapatkan model bawah permukaan yang optimum
dan rinci. Model dan estimasi tonase yang akurat perlu memerhatikan aspek
ketidakpastian dan menghindari efek smoothing, di mana analisis aspek tersebut
dapat dilakukan dengan pendekatan teknik geostatistik yaitu simulasi. Salah satu
metode simulasi yang ada adalah metode Sequential Gaussian Co-simulation
(SGCS). Data pemboran digunakan sebagai variabel primer dan data GPR sebagai
variabel sekunder dalam inputan metode SGCS. Data GPR yang didapatkan
memiliki resolusi yang cukup baik dalam memetakan kondisi bawah permukaan
khususnya dalam penentuan batas antara lapisan SHP dan lapisan bedrock. Hasil
simulasi metode SGCS memberikan model geometri SHP yang optimum dan aktual
berdasarkan 100 realisasi yang selanjutnya dikelompokkan menjadi 4 kelompok
data berdasarkan persentil (P25, P50, P75, dan P90). Kelompok data P50
memberikan korelasi yang sangat kuat serta didukung dengan nilai evaluasi error
(ME, MAE, dan RMSE) yang paling kecil terhadap data pemboran. Total estimasi
pasir kuarsa yang terdapat pada blok penelitian di Pulau Bangka, yaitu sebesar
23.816.000 m3 sedangkan blok penelitian di Pulau Belitung, yaitu sebesar
26.525.000 m3.
Perpustakaan Digital ITB