Kegiatan pemrosesan biji mineral di industri smelter merupakan sektor krusial
dalam rantai pasok manufaktur global, namun seringkali menimbulkan konsekuensi
lingkungan yang signifikan, khususnya dalam hal emisi polutan udara. Penelitian
ini bertujuan untuk melakukan evaluasi komprehensif terhadap dampak emisi dari
PT. X, sebuah industri smelter cold rolling stainless steel yang berlokasi di
Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali, Provinsi Sulawesi Tengah. Fokus
utama adalah memodelkan dispersi polutan sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida
(NOx), Partikulat (TSP), dan karbon monoksida (CO), serta memprediksi
konsentrasinya di udara ambien di wilayah studi. Selanjutnya, hasil prediksi
tersebut dibandingkan dengan baku mutu udara ambien nasional yang diatur dalam
Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2021. Pemodelan dispersi polutan dilakukan
menggunakan perangkat lunak AERMOD, sebuah sistem pemodelan dispersi
Gaussian plume yang direkomendasikan oleh U.S. Environmental Protection
Agency (EPA). Sebagai model steady-state plume, AERMOD mengintegrasikan
data meteorologi dan topografi untuk memprediksi konsentrasi polutan dengan
mempertimbangkan struktur turbulensi lapisan batas atmosfer (planetary boundary
layer) dan profil elevasi permukaan tanah. Data masukan krusial untuk AERMOD, termasuk laju emisi dari sembilan cerobong (sumber titik), dikumpulkan dari
sertifikat hasil uji (SHU) dengan menggunakan konsentrasi tertinggi dari hasil
pengukuran. Data meteorologi untuk periode 2015 hingga 2024 diperoleh dari
platform Copernicus Climate Change Service (C3S) dan diolah menggunakan
AERMET. Data topografi diperoleh dari Digital Elevation Model Nasional
(DEMNAS) dan diproses menggunakan AERMAP. Analisis wind rose selama
periode 10 tahun menunjukkan angin dominan bertiup dari arah barat daya ke timur
laut, yang mengindikasikan bahwa dispersi polutan cenderung mengarah ke
perairan. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa emisi dari PT. X memberikan
kontribusi yang signifikan terhadap konsentrasi polutan di wilayah studi, dengan
beberapa perbedaan dampak antar parameter. Untuk SO2 dan CO, prediksi
konsentrasi maksimum berada jauh di bawah baku mutu udara ambien yang
ditetapkan, yaitu 68,60872 ?g/m3
(periode 1 jam) dan 28,07598 ?g/m3
(periode 8
jam) dibandingkan dengan baku mutu 150 ?g/m3 dan 4000 ?g/m3
. Kontribusi emisi
SO2 terhadap konsentrasi aktual di udara ambien berkisar antara 10% hingga 75%.
Demikian pula, kontribusi emisi CO berkisar antara 0,088% hingga 1,21%.Konsentrasi TSP maksimum yang diprediksi adalah 39,54297 ?g/m3
, yang jauh
lebih rendah dari baku mutu 24 jam sebesar 230 ?g/m3
. Kontribusi emisi TSP
berkisar antara 1,2% hingga 12,7%. Namun, hasil pemodelan untuk NOx
menunjukkan pelampauan. Konsentrasi NOx diprediksi melampaui baku mutu
udara ambien nasional di semua periode pengukuran. Konsentrasi maksimum yang
diprediksi mencapai 1644,78 ?g/m3 untuk periode 1 jam, 449,61 ?g/m3 untuk 24
jam, dan 81,87 ?g/m3 untuk tahunan, semuanya melampaui baku mutu masingmasing, yaitu 200 ?g/m3
, 65 ?g/m3
, dan 50 ?g/m3
. Kontribusi emisi NOx terhadap
konsentrasi aktual di udara ambien berkisar antara 483% hingga 1851%.
Pelampauan ini teridentifikasi pada 1214 grid untuk periode 1 jam dan 245 grid
untuk periode 24 jam. Analisis lebih lanjut menemukan bahwa hasil prediksi NOx
menunjukkan kondisi overestimate, di mana nilai prediksi secara signifikan lebih
tinggi daripada konsentrasi aktual yang terukur di lapangan. Fenomena ini dapat
disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain penyederhanaan model AERMOD
yang tidak mempertimbangkan secara rinci proses deposisi dan reaksi kimia di
atmosfer. Penggunaan data emisi dalam kondisi terburuk juga dapat berkontribusi
pada hasil yang terlalu tinggi. Secara keseluruhan, penelitian ini menyimpulkan
bahwa meskipun emisi SO2, TSP, dan CO dari PT. X tidak melampaui baku mutu,
emisi NOx berpotensi menimbulkan dampak serius terhadap kualitas udara di
sekitarnya. Hasil ini diharapkan menjadi dasar bagi pihak terkait untuk melakukan
manajemen kualitas udara yang lebih tepat dan merancang strategi mitigasi dampak
yang efektif.
Perpustakaan Digital ITB