Emisi metana fugitif dari operasi penambangan batu bara terbuka merupakan salah satu penyumbang emisi gas rumah kaca (GRK) yang signifikan dalam kategori Cakupan 1. Di Indonesia metode perhitungan yang masih banyak digunakan adalah Tier 1 dari metode IPCC 2006, yang mengandalkan faktor emisi default global tanpa mempertimbangkan variasi lokal seperti ketebalan lapisan tanah penutup dan kandungan gas aktual di tempat. Proyek ini bertujuan untuk menerapkan penerapan Tier 3 dari Metode IPCC berdasarkan pengukuran gas metana secara langsung agar menghasilkan estimasi emisi metana fugitive yang lebih akurat dan lebih aplikatif. Proyek ini dilakukan di PT Borneo Indobara (BIB) dengan mengambil sampel batu bara melalui pengeboran eksplorasi dan analisis desorpsi gas metana menggunakan standar internasional seperti GPA 2261 dan ASTM D1946.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kandungan metana aktual sebesar 0,40 m3/ton jauh lebih rendah dibandingkan standar Tier 1 sebesar 2 m3/ton, yang mengindikasikan adanya potensi pengurangan emisi CO2e dari perubahan perhitungan baseline dari Tier 1 IPCC menjadi Tier 3 IPCC. Penerapan Tier 3 berkontribusi untuk meningkatkan akurasi pelaporan GRK, kepatuhan terhadap standar ESG, perhitungan pajak karbon yang lebih adil dan berbasis data. Studi ini merekomendasikan penggunaan Tier 3 sebagai pendekatan yang transparan, ilmiah, dan dapat direplikasi di tambang batubara lain di Indonesia untuk mendukung kebijakan dekarbonisasi nasional dan memperkuat pasar karbon domestik.
Perpustakaan Digital ITB