BAB 1 M Reyhan M A H
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 M Reyhan M A H
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 M Reyhan M A H
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 M Reyhan M A H
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 M Reyhan M A H
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 6 M Reyhan M A H
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA M Reyhan M A H
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan beberapa estimator linier dalam
mengestimasi geometri dan volume pasir kuarsa dari material Sisa Hasil Pengolahan
(SHP) di Blok V PT XYZ. Estimasi dilakukan menggunakan lima metode interpolasi
spasial, yaitu Inverse Distance Weighting (IDW), Nearest Neighbour Point (NNP),
Moving Average (MA), Ordinary Kriging (OK), dan Ordinary Cokriging (COK),
dengan data utama berupa elevasi dasar SHP dari 150 titik bor yang telah tervalidasi.
Data sekunder dari survei Ground Penetrating Radar (GPR) digunakan sebagai
variabel tambahan dalam metode COK dan sebagai bahan validasi spasial. Pemodelan
dilakukan menggunakan perangkat lunak Isatis dengan parameter seragam pada tiga
variasi grid (12,5 x 12,5 m, 25 x 25 m, dan 50 x 50 m). Evaluasi hasil dilakukan melalui
analisis penampang, histogram, crossplot validation, swath plot, perbandingan antara
OK dan COK dilihat dari nilai estimasi dan variance estimasi, serta pengaruh spasi
lubang bor. Hasil menunjukkan bahwa OK menghasilkan distribusi spasial yang halus
dan relatif stabil, sedangkan NNP lebih fluktuatif namun kurang kontinyu. MA
menghasilkan permukaan yang terlalu merata, sementara IDW memberikan hasil
interpolasi paling konservatif. Dari segi volume, OK menghasilkan volume terbesar
dan IDW paling kecil. Ordinary Cokriging (COK) memiliki kinerja cukup rendah
akibat sebaran data GPR yang tidak strategis dan letak yang jauh dari lubang bor. OK
dinilai lebih konsisten dalam menjaga keseimbangan antara kontinuitas spasial dan
ketepatan estimasi secara keseluruhan data. Analisis spasi lubang bor menunjukkan
bahwa pada zona dengan spasi lubang bor rapat (£50 m), COK lebih unggul
berdasarkan hasil cross validation. Namun, pada zona dengan lubang bor jarang (>100
m), OK lebih konsisten dan memberikan estimasi yang lebih stabil.
Perpustakaan Digital ITB