digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK M Reyhan M A H
PUBLIC Open In Flipbook Resti Andriani

BAB 1 M Reyhan M A H
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 M Reyhan M A H
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 M Reyhan M A H
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 M Reyhan M A H
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 M Reyhan M A H
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 6 M Reyhan M A H
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA M Reyhan M A H
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan beberapa estimator linier dalam mengestimasi geometri dan volume pasir kuarsa dari material Sisa Hasil Pengolahan (SHP) di Blok V PT XYZ. Estimasi dilakukan menggunakan lima metode interpolasi spasial, yaitu Inverse Distance Weighting (IDW), Nearest Neighbour Point (NNP), Moving Average (MA), Ordinary Kriging (OK), dan Ordinary Cokriging (COK), dengan data utama berupa elevasi dasar SHP dari 150 titik bor yang telah tervalidasi. Data sekunder dari survei Ground Penetrating Radar (GPR) digunakan sebagai variabel tambahan dalam metode COK dan sebagai bahan validasi spasial. Pemodelan dilakukan menggunakan perangkat lunak Isatis dengan parameter seragam pada tiga variasi grid (12,5 x 12,5 m, 25 x 25 m, dan 50 x 50 m). Evaluasi hasil dilakukan melalui analisis penampang, histogram, crossplot validation, swath plot, perbandingan antara OK dan COK dilihat dari nilai estimasi dan variance estimasi, serta pengaruh spasi lubang bor. Hasil menunjukkan bahwa OK menghasilkan distribusi spasial yang halus dan relatif stabil, sedangkan NNP lebih fluktuatif namun kurang kontinyu. MA menghasilkan permukaan yang terlalu merata, sementara IDW memberikan hasil interpolasi paling konservatif. Dari segi volume, OK menghasilkan volume terbesar dan IDW paling kecil. Ordinary Cokriging (COK) memiliki kinerja cukup rendah akibat sebaran data GPR yang tidak strategis dan letak yang jauh dari lubang bor. OK dinilai lebih konsisten dalam menjaga keseimbangan antara kontinuitas spasial dan ketepatan estimasi secara keseluruhan data. Analisis spasi lubang bor menunjukkan bahwa pada zona dengan spasi lubang bor rapat (£50 m), COK lebih unggul berdasarkan hasil cross validation. Namun, pada zona dengan lubang bor jarang (>100 m), OK lebih konsisten dan memberikan estimasi yang lebih stabil.