digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


BAB 1 Ilham Dwi Yulisancoko
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Ilham Dwi Yulisancoko
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Ilham Dwi Yulisancoko
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Ilham Dwi Yulisancoko
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Ilham Dwi Yulisancoko
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 6 Ilham Dwi Yulisancoko
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Ilham Dwi Yulisancoko
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

Penelitian ini bertujuan untuk memodelkan elevasi batas bawah (bedrock) sisa hasil pengolahan (SHP) timah di wilayah Blok III PT XYZ dengan geostatistik berbasis data bor dan data Ground Penetrating Radar (GPR). Data yang digunakan meliputi 67 lubang bor dan data GPR berupa elevasi batas bawah. Setelah dilakukan validasi dan pengolahan data, dilakukan interpolasi menggunakan lima metode, yaitu Inverse Distance Square (IDS), Moving Average (MA), Nearest Neighborhood Point (NNP), Ordinary Kriging (OK), dan Ordinary Cokriging (COK) pada tiga ukuran grid berbeda yaitu 12.5×12.5 m, 25×25 m, dan 50×50 m. Hasil analisis statistik menunjukkan hasil interpolasi memiliki nilai skewness agak menceng ke kanan namun masih normal dan nilai mean yang konsisten antara -0.98 hingga -1.15. Validasi model menggunakan swath plot menunjukkan bahwa seluruh metode interpolasi masih mirip dengan data asli. Berdasarkan cross-validation, metode COK memiliki performa terbaik dengan slope tertinggi (0.63), intercept paling mendekati nol (-0.65), dan korelasi kuat (? = 0.71). Estimasi volume SHP yang dihasilkan berkisar antara 2.9 hingga 3.1 juta m³. COK memberikan estimasi volume paling mendekati baseline pada dua dari tiga ukuran grid. Jadi, Ordinary Cokriging direkomendasikan sebagai metode utama dalam pemodelan geometri batas bawah sisa hasil pengolahan timah.