digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas global, dengan salah satu manifestasi klinisnya yaitu infark miokard. Biji melinjo (Gnetum gnemon L.) mengandung stilbenoid seperti trans-resveratrol dan gnetin C, senyawa fenolik yang berpotensi sebagai antioksidan alami. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi potensi aktivitas kardioprotektif ekstrak biji melinjo (EBM) pada model tikus infark miokard induksi isoproterenol serta formulasi ekstrak dalam bentuk kapsul. Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol:air (90:10, 70:30, 50:50). Pelarut 70:30 menghasilkan kadar fenol tertinggi (158,480±1,556 mg GAE/g ekstrak), sehingga dipilih untuk penelitian. Penelitian dilakukan terhadap enam kelompok, yaitu kelompok kontrol negatif, kontrol positif, pembanding atenolol (4,5 mg/kg bb), serta EBM dosis 100, 200, dan 400 mg/kg bb. Seluruh hewan uji, kecuali kelompok kontrol negatif, diinduksi infark miokard dengan isoproterenol 85 mg/kg bb. Parameter yang diamati meliputi kadar biomarker jantung (CK, CK-MB, LDH, AST, ALT), luas infark, dan histopatologi jantung. Data diolah secara statistik dengan metode one-way ANOVA (p<0,05) diikuti uji lanjut Fischer. Hasil menunjukkan bahwa seluruh dosis EBM mampu menghambat pelepasan biomarker jantung (CK, CK-MB, LDH, AST, ALT) dan secara signifikan (p<0,05) mencegah terjadinya infark jantung serta edema jaringan jantung dibandingkan dengan kelompok kontrol positif. Seluruh dosis EBM juga memperbaiki profil histopatologi jantung menyerupai kondisi normal. Dosis 100 mg/kg bb memberikan efek kardioprotektif terbaik sehingga diformulasikan menjadi serbuk ekstrak dengan Avicel 102 (1:1) dan dibuat dalam bentuk kapsul. Berdasarkan penelitian ini, EBM berpotensi sebagai agen kardioprotektif melalui penghambatan pelepasan biomarker jantung dan pencegahan kerusakan jaringan jantung.