digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Infark miokard atau yang dikenal masyarakat sebagai serangan jantung adalah penyakit penyebab kematian atau nekrosis otot jantung dikarenakan iskemia berkepanjangan. Spirulina platensis dan Momordica charantia dilaporkan memiliki aktivitas dalam mempercepat penyembuhan luka dan sebagai antioksidan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji aktivitas dan mekanisme kerja kardioprotektif dari ekstrak Spirulina platensis dan Momordica charantia serta kombinasinya (SPMC). Tahapan penelitian diawali dengan pengujian secara invivo masing-masing sampel dan kombinasinya yang diberikan pada tikus yang diinduksi isoproterenol, sebagai model serangan jantung. Pengujian dilanjutkan dengan penentuan dosis kombinasi efektif, uji toksisitas, studi mekanisme kerja terhadap SIRT1 dan sitokin proinflamasi interleukin-1?. Tahap akhir, dilakukan studi in silico dan identifikasi senyawa sebagai prediksi senyawa bioaktif yang berperan sebagai kardioprotektif. Karakterisasi simplisia Spirulina platensis dan Momordica charantia memenuhi syarat penerimaan mutu berdasarkan nilai rujukan yang ditetapkan. Skrining fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak air Spirulina platensis mengandung flavonoid dan tanin, sedangkan ekstrak etanol Momordica charantia mengandung flavonoid, tannin dan alkaloid. Pada studi in-vivo untuk melihat aktivitas kardioprotektif memperlihatkan bahwa pemberian kombinasi ekstrak SPMC lebih baik dibandingkan pemberian ekstrak tunggalnya. SPMC 50 mg/kg dan 50 mg/kg bb secara signifikan (P<0,05) menghambat peningkatan kadar biomarker jantung. Kadar SGOT (198,27 ± 6,53 mg/dL), CK (185,82 ± 33,98 mg/dL), CK-MB (249,3 ± 17,24 mg/dL) dan LDH (444,58 ± 50,95 mg/dL) pada tikus model serangan jantung lebih rendah signifikan dibandingkan dengan kontrol positif yaitu SGOT (232,78 ± 20 mg/dL), CK (393,2 ± 23,1 mg/dL), CK-MB (549,05 ± 56 mg/dL) dan LDH (963,21 ± 93 mg/dL). Integritas sel, keutuhan inti sel dan infiltrasi leukosit yang minimal dibandingkan dengan kelompok kontrol positif juga terlihat pada analisis histopatologi kelompok yang mendapatkan kombinasi SPMC. Berdasarkan parameter biomarker jantung, luas area infark dan analisis histopatologi, kombinasi ekstrak SPMC 50 mg/kg dan 50 mg/kg bb memiliki aktivitas kardioprotektif terbaik dibandingkan dengan kombinasi 25 mg/kg dan 75 mg/kg bb serta 75 mg/kg dan 25 mg/kg bb. Pada uji toksisitas akut, pemberian SPMC dengan dosis 5 gram/kg bb. tidak menginduksi tanda-tanda toksisitas pada aspek perilaku hewan coba dan bobot badan. Pemeriksaan makroskopik organ tampak normal dan tidak ditemukan adanya kematian setelah 14 hari pemberian SPMC. Kategori toksisitas berdasarkan panduan Badan POM diklasifikasikan ke dalam kategori 5 (Unclassified) sehingga tergolong aman. Studi mekanisme kerja dilakukan menggunakan kombinasi ekstrak Spirulina platensis dan Momordica charantia terhadap protein SIRT1 secara in vivo dan in vitro. Pemberian SPMC 50 mg/kg dan 50 mg/kg bb tikus mampu menghambat peningkatan kadar sitokin pro inflamasi interleukin-1?(639,41 ± 55 pg/mL) yang signifikan dibandingkan dengan kelompok kontrol positif (1208,25 ± 57 pg/mL). Kadar serum SIRT1 pada kelompok kontrol negatif, kontrol positif, kombinasi ekstrak 50 mg/kg dan 50 mg/kg bb serta pembanding resveratrol masing-masing adalah 0,594 ± 0,03 ng/mL; 0,668 ± 0,02 ng/mL; 0,83 ± 0,04 ng/mL dan 0,84 ± 0,05 ng/mL, SPMC secara signifikan mampu meningkatkan kadar serum SIRT1 dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif (P<0,05). Secara in vitro, pemberian SPMC pada konsentrasi 1 ppm, 10 ppm dan 100 ppm tidak menurunkan viabilitas sel kardiomiosit primer dan H9C2 cell line. Pada studi molekular, pemberian SPMC 100 ppm juga mampu meningkatkan ekspresi SIRT1 pada H9C2 cell line. Senyawa phycocyanobilin dengan kadar 4,18 mM teridentifikasi pada sampel Spirulina platensis, sedangkan pada sampel Momordica charantia terdeteksi senyawa momordicoside A dengan kadar 0,54 mM. Secara in silico, senyawa phycocyanobilin dan momordicilin memberikan binding energi yang lebih negatif terhadap protein SIRT1 (PDB ID: 4ZZJ) masing-masing sebesar -10.98 kJ/mol dan -11.3 kJ/mol. Senyawa pembanding resveratrol memiliki binding energy -8.17 kJ/mol. Hasil ini mengindikasikan bahwa senyawa pada Spirulina platensis dan Momordica charantia diprediksi juga memiliki potensi sebagai SIRT1 activator. Secara keseluruhan, hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa kombinasi ekstrak Spirulina platensis dan Momordica charantia pada dosis 50 mg/kg dan 50 mg/kg bb memberikan efek kardioprotektif yang lebih baik dibandingkan dengan ekstrak tunggalnya. Kombinasi tersebut juga menunjukkan profil keamanan yang baik. SPMC memiliki aktivitas kardioprotektif dengan menghambat peningkatan kadar IL-1?dan peningkatan ekspresi protein SIRT-1 pada sel jantung dan peningkatan serum SIRT1.