Infark miokard atau yang dikenal masyarakat sebagai serangan jantung adalah
penyakit penyebab kematian atau nekrosis otot jantung dikarenakan iskemia
berkepanjangan. Spirulina platensis dan Momordica charantia dilaporkan
memiliki aktivitas dalam mempercepat penyembuhan luka dan sebagai antioksidan.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji aktivitas dan mekanisme kerja
kardioprotektif dari ekstrak Spirulina platensis dan Momordica charantia serta
kombinasinya (SPMC). Tahapan penelitian diawali dengan pengujian secara invivo masing-masing sampel dan kombinasinya yang diberikan pada tikus yang
diinduksi isoproterenol, sebagai model serangan jantung. Pengujian dilanjutkan
dengan penentuan dosis kombinasi efektif, uji toksisitas, studi mekanisme kerja
terhadap SIRT1 dan sitokin proinflamasi interleukin-1?. Tahap akhir, dilakukan
studi in silico dan identifikasi senyawa sebagai prediksi senyawa bioaktif yang
berperan sebagai kardioprotektif.
Karakterisasi simplisia Spirulina platensis dan Momordica charantia memenuhi
syarat penerimaan mutu berdasarkan nilai rujukan yang ditetapkan. Skrining
fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak air Spirulina platensis mengandung
flavonoid dan tanin, sedangkan ekstrak etanol Momordica charantia mengandung
flavonoid, tannin dan alkaloid. Pada studi in-vivo untuk melihat aktivitas
kardioprotektif memperlihatkan bahwa pemberian kombinasi ekstrak SPMC lebih
baik dibandingkan pemberian ekstrak tunggalnya. SPMC 50 mg/kg dan 50 mg/kg
bb secara signifikan (P<0,05) menghambat peningkatan kadar biomarker jantung.
Kadar SGOT (198,27 ± 6,53 mg/dL), CK (185,82 ± 33,98 mg/dL), CK-MB (249,3
± 17,24 mg/dL) dan LDH (444,58 ± 50,95 mg/dL) pada tikus model serangan
jantung lebih rendah signifikan dibandingkan dengan kontrol positif yaitu SGOT
(232,78 ± 20 mg/dL), CK (393,2 ± 23,1 mg/dL), CK-MB (549,05 ± 56 mg/dL) dan
LDH (963,21 ± 93 mg/dL). Integritas sel, keutuhan inti sel dan infiltrasi leukosit
yang minimal dibandingkan dengan kelompok kontrol positif juga terlihat pada
analisis histopatologi kelompok yang mendapatkan kombinasi SPMC.
Berdasarkan parameter biomarker jantung, luas area infark dan analisis
histopatologi, kombinasi ekstrak SPMC 50 mg/kg dan 50 mg/kg bb memiliki
aktivitas kardioprotektif terbaik dibandingkan dengan kombinasi 25 mg/kg dan 75
mg/kg bb serta 75 mg/kg dan 25 mg/kg bb. Pada uji toksisitas akut, pemberian
SPMC dengan dosis 5 gram/kg bb. tidak menginduksi tanda-tanda toksisitas pada
aspek perilaku hewan coba dan bobot badan. Pemeriksaan makroskopik organ
tampak normal dan tidak ditemukan adanya kematian setelah 14 hari pemberian
SPMC. Kategori toksisitas berdasarkan panduan Badan POM diklasifikasikan ke
dalam kategori 5 (Unclassified) sehingga tergolong aman.
Studi mekanisme kerja dilakukan menggunakan kombinasi ekstrak Spirulina
platensis dan Momordica charantia terhadap protein SIRT1 secara in vivo dan in
vitro. Pemberian SPMC 50 mg/kg dan 50 mg/kg bb tikus mampu menghambat
peningkatan kadar sitokin pro inflamasi interleukin-1?(639,41 ± 55 pg/mL) yang
signifikan dibandingkan dengan kelompok kontrol positif (1208,25 ± 57 pg/mL).
Kadar serum SIRT1 pada kelompok kontrol negatif, kontrol positif, kombinasi
ekstrak 50 mg/kg dan 50 mg/kg bb serta pembanding resveratrol masing-masing
adalah 0,594 ± 0,03 ng/mL; 0,668 ± 0,02 ng/mL; 0,83 ± 0,04 ng/mL dan 0,84 ±
0,05 ng/mL, SPMC secara signifikan mampu meningkatkan kadar serum SIRT1
dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif (P<0,05). Secara in vitro,
pemberian SPMC pada konsentrasi 1 ppm, 10 ppm dan 100 ppm tidak menurunkan
viabilitas sel kardiomiosit primer dan H9C2 cell line. Pada studi molekular,
pemberian SPMC 100 ppm juga mampu meningkatkan ekspresi SIRT1 pada H9C2
cell line.
Senyawa phycocyanobilin dengan kadar 4,18 mM teridentifikasi pada sampel
Spirulina platensis, sedangkan pada sampel Momordica charantia terdeteksi
senyawa momordicoside A dengan kadar 0,54 mM. Secara in silico, senyawa
phycocyanobilin dan momordicilin memberikan binding energi yang lebih negatif
terhadap protein SIRT1 (PDB ID: 4ZZJ) masing-masing sebesar -10.98 kJ/mol dan
-11.3 kJ/mol. Senyawa pembanding resveratrol memiliki binding energy -8.17
kJ/mol. Hasil ini mengindikasikan bahwa senyawa pada Spirulina platensis dan
Momordica charantia diprediksi juga memiliki potensi sebagai SIRT1 activator.
Secara keseluruhan, hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa kombinasi ekstrak
Spirulina platensis dan Momordica charantia pada dosis 50 mg/kg dan 50 mg/kg
bb memberikan efek kardioprotektif yang lebih baik dibandingkan dengan ekstrak
tunggalnya. Kombinasi tersebut juga menunjukkan profil keamanan yang baik.
SPMC memiliki aktivitas kardioprotektif dengan menghambat peningkatan kadar
IL-1?dan peningkatan ekspresi protein SIRT-1 pada sel jantung dan peningkatan
serum SIRT1.