Tubuh memerlukan antioksidan untuk menstabilkan radikal bebas. Antioksidan
dari luar didapatkan dari bahan alamiah seperti biji melinjo. Melinjo
mengandung dua zat antioksidan, trans-resveratrol dan gnetin C, yang
berpotensi dikembangkan menjadi obat suplemen. Meski demikian, proses
peracikan bahan alamiah membutuhkan proses yang kompleks. Tidak hanya
proses ekstraksi, tetapi juga penentuan situs aktif antioksidan menjadi masalah
utama kemanjuran biji melinjo untuk diproses dalam skala industri.
Disertasi ini mengevaluasi semua kandidat situs aktif gnetin C, resveratrol
dimer dari melinjo, dengan kalkulasi berbasis density functional theory.
Evaluasi dilakukan dalam empat tahap berdasarkan nilai energi disosiasi,
energi reaksi, dan energi aktivasi untuk mentransfer atom hidrogen ke
hidroperoksil. Evaluasi kandidat situs aktif trans-resveratrol juga dilakukan
untuk kebutuhan komparasi.
Hasil evaluasi menunjukkan bahwa gnetin C memiliki 3 situs aktif. Tiga
situs aktif terdiri dari satu situs OH (4?-OH) dan dua situs CH (?-CH dan
?-CH). Dari ketiga situs aktif, situs 4?-OH merupakan situs yang paling mudah
menangkap radikal. Temuan penting dari studi ini adalah karakteristik situs
aktif yang berkontribusi pada aktivitas dan kapasitas antioksidan gnetin C.
Selain itu, temuan tambahan pada studi ini adalah (1) struktur molekul
trans-resveratrol pada fasa gas adalah non-planar dan (2) koreksi jarak-jauh
coulombik (long-range) perlu dipertimbangkan dalam kalkulasi berbasis teori
fungsional kerapatan untuk mempelajari karakteristik situs aktif.