2025 SK PP Marsya Kamila [19022124] - List of Contents
PUBLIC Open In Flipbook Abdul Aziz Ariarasa
Dalam beberapa tahun terakhir, pergeseran paradigma dari berorientasi pada obat menjadi berorientasi pada pasien menyoroti peran apotek dalam mendukung keselamatan pasien. Sebagaimana dinyatakan oleh Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI), apotek berkewajiban memastikan ketersediaan obat-obatan esensial, sebagaimana diamanatkan oleh Peraturan Presiden No. 82 Tahun 2018. Namun, ketersediaan yang tidak teratur, baik kekurangan maupun kelebihan stok, masih menjadi masalah berulang di berbagai daerah. Karena industri kesehatan tidak dapat mengandalkan pesanan tertunda, pengelolaan inventori farmasi menjadi perhatian kritis yang mempengaruhi baik biaya maupun kesejahteraan pasien. Namun, mempertahankan stok yang terlalu banyak menyebabkan biaya penyimpanan yang tinggi, sementara kekurangan stok meningkatkan risiko kehabisan persediaan. Menyeimbangkan dilema ini tetap menjadi tantangan umum di apotek. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi strategi pengendalian inventori yang mendukung baik efisiensi operasional maupun pelayanan pasien dengan menerapkan Metode EOQ dan simulasi Monte Carlo. Untuk mencapai hal ini, penelitian mengadopsi pendekatan kuantitatif, dengan data primer dan sekunder. Data primer dikumpulkan melalui wawancara dengan pemilik dan apoteker, sedangkan data sekunder diperoleh dari laporan internal yang mencakup periode Juni hingga Desember 2024. Semua perhitungan dilakukan menggunakan Microsoft Excel. Menggunakan 12 obat dengan pergerakan cepat sebagai sampel, penelitian ini menganalisis tingkat inventori rata-rata yang ideal dan keputusan pengisian ulang dengan biaya minimum menggunakan model Economic Order Quantity (EOQ). Analisis sensitivitas juga dilakukan untuk meneliti bagaimana perubahan tingkat layanan mempengaruhi biaya inventori dalam kondisi permintaan yang tidak pasti menggunakan Simulasi Monte Carlo. Hasil simulasi menunjukkan bahwa penerapan metode EOQ dapat mengurangi total biaya inventori tahunan hingga 37,75% dibandingkan dengan pendekatan yang ada di apotek. Berdasarkan temuan ini, penelitian ini merekomendasikan adopsi sistem inventori dengan evaluasi berkelanjutan menggunakan metode EOQ, dengan target tingkat layanan dalam rentang 95%-98% sebagai pilihan yang paling seimbang. Studi masa depan dapat mengeksplorasi lebih banyak rentang data historis dan klasifikasi produk atau model alternatif dalam industri.
Perpustakaan Digital ITB