digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Dalam penelitian ini, modifikasi tanin dari biomassa daun Acacia mangium Wild dimanfaatkan sebagai biosorben dalam menyisihkan ion Pb (II) pada larutan limbah artifisial. Biosorben yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tiga jenis: biosorben dari biomassa tanpa polimerisasi (BTP), biosorben polimerisasi dari biomassa daun (BDP), dan biosorben polimerisasi ekstrak tanin dari biomassa (BEP). Tujuan penelitian adalah memperoleh kondisi optimum penelitian pada kemampuan ketiga biosorben untuk menyisihkan ion Pb (II) pada larutan limbah artifisial. Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR), X-ray Diffractometer (XRD), Scanning Electron Microscopy (SEM), kadar air, kadar abu, kadar volatil, dan kadar karbon terikat dilakukan untuk menentukan karakteristik fisik dan kimia biosorben. Untuk memperkirakan kapasitas penyerapan logam Pb (II), maka dilakukan percobaan secara sistem batch, dengan parameter yang mempengaruhi proses adsorpsi terdiri dari variasi ukuran biosorben, dosis biosorben, waktu kontak, serta konsentrasi awal limbah artifisial Pb(II). Mekanisme dan kinetika penyisihan Pb (II) dianalisis menggunakan model isoterm Langmuir dan Freundlich. Kondisi optimum pada penggunaan BTP antara lain dengan penggunaan dosis sebesar 2 g/50 mL, dengan ukuran pori 100 mesh dan waktu kontak optimum mencapai 45 menit, dengan konsentrasi awal Pb (II) 50 ppm dengan penyisihan logam Pb (II) yang terjadi mencapai 85,03%. Kondisi optimum pada penggunaan BDP antara lain dengan penggunaan dosis sebesar 2,5 g/ 20 mL, waktu kontak optimum mencapai 75 menit, dengan konsentrasi awal Pb (II) 50 ppm, dengan penyisihan logam Pb (II) yang terjadi mencapai 79,71%. Sedangkan kondisi optimum pada penggunaan BEP antara lain dengan penggunaan dosis sebesar 2 g/ 50 mL, waktu kontak mencapai 60 menit, konsentrasi awal Pb (II) 75 ppm, dengan penyisihan logam Pb (II) yang terjadi mencapai 70,81%. Performa BTP dalam penyisihan logam Pb (II) lebih baik daripada BDP dan BEP, dari segi lain modifikasi kedua biosorben tersebut berhasil dalam meningkatkan kekuatan struktur dalam kelarutannya. Studi isoterm adsorpsi untuk ketiga biosorben yang didapat mengikuti mekanisme isotherm Freundlich. Dan untuk studi kinetika ketiganya mengikuti persamaan orde dua.