Proses produksi kartu ATM di PT Dana Garis Tiga mengalami berbagai cacat kualitas yang berulang, seperti cetakan yang tidak sejajar, pemotongan yang tidak rata, dan permukaan yang tergores. Hal ini menyebabkan peningkatan biaya, ketidakefisienan operasional, dan penurunan kepuasan pelanggan. Masalahmasalah ini berdampak signifikan terhadap keandalan produksi dan menimbulkan kekhawatiran terkait kemampuan perusahaan dalam memenuhi standar industri. Mengingat pentingnya kualitas dalam produk perbankan, PT Dana Garis Tiga harus segera mengatasi tantangan ini untuk mempertahankan reputasi, efisiensi operasional, dan kepercayaan pelanggan.
Penelitian ini menggunakan kerangka kerja Six Sigma DMAIC untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan mengatasi akar penyebab cacat. Metode pengumpulan data mencakup Failure Mode and Effects Analysis (FMEA), control chart, dan diagram fishbone, yang didukung oleh wawancara serta observasi. Tindakan korektif diprioritaskan berdasarkan Risk Priority Numbers (RPN) dan mencakup peningkatan peralatan, program pelatihan yang lebih baik, serta pengendalian kualitas bahan baku yang lebih ketat. Tahap kontrol yang kuat memastikan keberlanjutan melalui pemantauan, audit, dan pelaporan secara realtime.
Hasil penelitian menunjukkan penurunan tingkat cacat dan peningkatan signifikan dalam efisiensi proses setelah implementasi tindakan korektif. Nilai Defects Per Million Opportunities (DPMO) berkurang dari 5.108,38 pada Juni 2022 menjadi 1.881,40 pada Maret 2024, dengan peningkatan yang sesuai dalam Final Yield dan Sigma Value. Hasil ini menunjukkan efektivitas pendekatan manajemen kualitas yang terstruktur dalam mengatasi tantangan produksi serta menegaskan pentingnya upaya berkelanjutan untuk mencapai standar produksi mendekati sempurna di industri perbankan.