digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Dalam lingkungan global yang volatile, uncertain, complex, dan ambiguous (VUCA), logistik menjadi salah satu penggerak utama keberhasilan rantai pasok, khususnya di industri kesehatan dan farmasi, yang produknya membutuhkan kondisi khusus—seperti pengendalian suhu yang ketat dan penanganan yang hati-hati. Selain itu, pelanggan saat ini menuntut kebutuhan yang lebih kompleks dan personal. Namun, model logistik tradisional yang bergantung pada aset berat kesulitan memenuhi tuntutan tersebut. Keterbatasan ini mendorong perusahaan untuk beralih ke sistem yang lebih adaptif dan kolaboratif. Salah satu konsep yang berkembang adalah model logistik berbagi (sharing logistics), yang mulai muncul pada tahun 2015 dan diterapkan di industri pada tahun 2017. Konsep ini mengadopsi prinsip ekonomi berbagi (sharing economy) ke dalam logistik dengan menggunakan platform digital untuk mengoordinasikan penggunaan bersama aset di antara berbagai pemangku kepentingan. Model ini meningkatkan efisiensi pemanfaatan aset, fleksibilitas, dan keberlanjutan. Studi ini berfokus pada Perusahaan MON, sebuah perusahaan yang menawarkan solusi B2B terintegrasi secara digital di industri kesehatan dan farmasi. Layanannya mencakup jaringan suhu ruangan, dingin, dan beku dengan pelacakan waktu nyata (real-time) dan koordinasi antara pengirim dan transporter. Sebagai pelopor di industrinya, MON menghadapi berbagai tantangan, seperti mudahnya pelanggan ‘memotong’ platform MON apabila harga yang ditawarkan sedikit lebih tinggi dibandingkan transporter mitra, yang menekan perusahaan untuk terus berinovasi dalam teknologi demi efisiensi biaya. Tantangan lainnya adalah ketergantungan yang masih besar terhadap perusahaan manufaktur farmasi induk dalam hal permintaan logistik. Menurut pihak perusahaan, terdapat kebingungan mengenai jenis model bisnis dan rantai nilai yang seharusnya diadopsi. Dengan jumlah pesaing yang masih terbatas, benchmarking menjadi sulit. Untuk mengatasi hal ini, studi ini menerapkan pendekatan dua tahap. Tahap pertama adalah tinjauan pustaka sistematis terhadap 57 artikel peer-reviewed mengenai model bisnis logistik berbagi dan penerapannya dalam industri kesehatan dan farmasi. Hasilnya disintesiskan dengan menggunakan kerangka konseptual yang menggabungkan Business Model Canvas (BMC) dan Model Rantai Nilai Porter. Tahap kedua adalah studi komparatif yang membandingkan hasil tinjauan pustaka sistematis dengan kondisi aktual model bisnis dan rantai nilai di Perusahaan MON. Hasil tinjauan pustaka sistematis menunjukkan bahwa perusahaan logistik berbagi yang ideal adalah organisasi kolaboratif berbasis digital yang bergantung pada kolaborasi multi-pihak dengan penyedia logistik, penyedia teknologi, dan institusi publik. Beberapa faktor pendorong utamanya meliputi sistem Teknologi Informasi yang terintegrasi untuk pelacakan waktu nyata, koordinasi platform, dan penggunaan aset bersama. Proposisi nilai yang umum ditawarkan adalah peningkatan efisiensi, keandalan, dan keberlanjutan, terutama untuk produk kesehatan dan farmasi yang sangat ketat pengaturannya. Hasil perbandingan menunjukkan bahwa praktik MON dan hasil tinjauan pustaka sistematis memiliki banyak kesamaan. Misalnya, keduanya menekankan penggunaan platform digital, kolaborasi multi-pihak, dan ketergantungan tinggi pada teknologi. Namun, terdapat pula beberapa perbedaan. Literatur menyebutkan teknologi yang lebih beragam seperti blockchain, RFID, dan digital twin yang belum diterapkan oleh MON. Perbedaan ini mungkin disebabkan oleh tahap awal perkembangan perusahaan. Berdasarkan kesenjangan tersebut, studi ini mengusulkan empat rekomendasi: 1) Mengintegrasikan teknologi baru seperti blockchain, AI, algoritma optimasi, RFID, dan digital twin; 2) Mendifersifikasi sumber pendapatan, seperti menerapkan model harga dinamis dan menawarkan layanan berlangganan premium; 3) Peningkatan berkelanjutan dalam manajemen sumber daya manusia dengan merekrut dan melatih personel logistik dan teknologi yang terampil, mengingat kebutuhan kepatuhan dan teknologi dalam sektor kesehatan dan farmasi; 4) Menerapkan pengadaan terpusat dengan skema berbagi biaya, di mana MON dapat bertindak sebagai pembeli terpusat untuk aset bersama. Keterbatasan studi ini juga membuka arah untuk penelitian lebih lanjut: 1) diperlukan validasi empiris melalui pendekatan kuantitatif atau campuran untuk menguji model bisnis dan rekomendasi studi ini; 2) pengujian generalisasi dengan menerapkan kerangka kerja ini pada berbagai perusahaan, negara, atau lingkungan regulasi melalui studi kasus ganda.