digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Masalah deindustrialisasi prematur di negara-negara berkembang sangat mengerikan, terutama dengan dampaknya terhadap negara-negara yang bercita-cita menjadi negara maju. Selanjutnya, ketika inisiatif hijau muncul sebagai solusi untuk pembangunan industri berkelanjutan di negara-negara berkembang, studi ini meneliti inisiatif hijau dan hubungan faktor-faktor ekonomi makro klasik dengan nilai tambah industri. Studi ini menggunakan data dari Indikator Pembangunan Dunia untuk variabel industrialisasi (IN), inovasi hijau (GI), keterbukaan perdagangan (TO), bantuan asing (FA), Penanaman Modal Asing Langsung (FDI), dan sewa sumber daya alam (NRR). Selain itu, data dari Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) digunakan untuk variabel keuangan hijau (GF). Studi ini meneliti hubungan antara keuangan hijau, inovasi hijau, keterbukaan perdagangan, dan bantuan asing terhadap industrialisasi di negara- negara berkembang di seluruh kawasan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan Asosiasi Kerja Sama Regional Asia Selatan (SAARC) dari tahun 2010 hingga 2021. Dengan menggunakan regresi data panel dengan Efek Tetap dan kesalahan standar Driscoll-Kraay, studi ini menemukan bahwa semua variabel independen menunjukkan hubungan yang signifikan dengan industrialisasi. Inisiatif hijau seperti keuangan hijau dan inovasi hijau memiliki hubungan negatif dengan industrialisasi. Sementara itu, keterbukaan perdagangan, sewa sumber daya alam, dan bantuan asing menunjukkan hubungan positif terhadap industrialisasi, dengan Penanaman Modal Asing memiliki korelasi negatif. Penelitian ini menyoroti kebutuhan mendesak bagi para pembuat kebijakan untuk meninjau kebijakan guna membangun kembali dukungan bagi inisiatif hijau yang memanfaatkan hubungan positif terhadap pertumbuhan industri. Lebih jauh lagi, para pembuat kebijakan harus merancang kebijakan yang mendorong adopsi energi hijau sebagai pendorong transformatif menuju hubungan keuangan hijau yang positif. Hubungan negatif Penanaman Modal Asing harus ditangani melalui kebijakan yang mengharuskan investor asing untuk terlibat dengan rantai nilai lokal. Untuk faktor-faktor yang telah berhasil berkontribusi pada pertumbuhan industrialisasi, seperti keterbukaan perdagangan, sewa sumber daya alam, dan bantuan asing, para pembuat kebijakan harus berupaya keras untuk infrastruktur yang transparan guna mendukung pembangunan industri secara berkelanjutan. Penelitian ini menawarkan wawasan berharga bagi para pembuat kebijakan, khususnya di negara-negara berkembang di Asia, yang bertujuan untuk menciptakan industrialisasi berkelanjutan dan ketahanan ekonomi.