Adopsi kemajuan teknologi, khususnya dalam bidang keuangan digital dan sistem perbankan, bersama dengan inisatif keuangan hijau di negara-negara ASEAN, termasuk Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam, mendorong stabilitas sistem perbankan. Inisiatif keuangan hijau, termasuk penerbitan obligasi hijau serta pembiayaan hijau di sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan, memperkuat pengaruh adopsi keuangan digital terhadap stabilitas sistem perbankan nasional. Penelitian ini menyelidiki pengaruh inklusi keuangan digital, dengan moderasi dari inisiatif keuangan hijau, terhadap stabilitas perbankan di negara-negara ASEAN selama periode 2016 hingga 2023. Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari laporan tahunan bank-bank besar, World Development Indicators (WDI), Asian Green Bonds, dan International Monetary Fund (IMF) di delapan negara ASEAN tersebut. Selain itu, faktor makroekonomi seperti Produk Domestik Bruto (PDB) dan keterbukaan perdagangan juga dianalisis dalam penelitian ini. Keuangan hijau bertindak sebagai variable moderasi yang di-lag karena penelitian ini memperkirakan bahwa dampak dari implementasi inisiatif keuangan hijau tidak akan langsung mempengaruhi stabilitas perbankan. Penelitian ini menggunakan Random Effect Model dalam regresi data panel untuk menguji hubungan serta tingkat signifikansi masing-masing variable. Temuan penelitian menunjukkan abhwa inklusi keuangan digital da keuangan hijau memiliki pengaruh positif signifikan terhadap stabilitas perbankan. Selain itu, efek dari inisiatif keuangan hijau terhadap stabilitas sistem perbankan baru terlihat setelah satu tahun implementasi. Dengan demikian, temuan ini menyiratkan bahwa kedelapan negara ASEAN yang disebutkan sebaiknya mempertimbangkan timeline dalam mengadopsi inklusi keuangan digital dan inisiatif keuangan hijau secara bersamaan untuk mencegah potensi risiko.
Perpustakaan Digital ITB