digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Dery Ramdhan Pratama
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 1 Dery Ramdhan Pratama
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 2 Dery Ramdhan Pratama
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 3 Dery Ramdhan Pratama
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 4 Dery Ramdhan Pratama
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 5 Dery Ramdhan Pratama
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

PUSTAKA Dery Ramdhan Pratama
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

Penelitian ini mengkaji keunggulan komparatif dari model kemitraan Indofood dibandingkan metode penjualan tradisional pada budidaya kentang di Jawa Barat, Indonesia, khususnya dalam menjaga stabilitas harga dan keberlanjutan produksi. Dalam beberapa tahun terakhir, wilayah Jawa Barat sebagai sentra utama produksi kentang nasional mengalami penurunan produktivitas dan fluktuasi harga pasar yang tinggi, yang berdampak signifikan terhadap kesejahteraan petani. Studi ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana skema kemitraan Indofood, melalui sistem kontrak, memberikan solusi atas permasalahan tersebut dengan menawarkan kepastian harga, dukungan teknis, dan penerapan praktik pertanian berkelanjutan. Latar belakang penelitian ini menyoroti kerentanan ekonomi petani tradisional yang tidak memiliki akses terhadap input berkualitas, pelatihan agronomi, serta pasar yang stabil. Penelitian ini berasumsi bahwa kemitraan terstruktur seperti model Indofood mampu meningkatkan pendapatan petani, memperbaiki kualitas hasil panen, dan mendukung keberlanjutan jangka panjang sektor pertanian kentang. Metode penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif yang didukung data kualitatif dari wawancara terstruktur, diskusi kelompok terfokus (FGD), dan survei. Pengumpulan data dilakukan pada petani mitra Indofood dan petani tradisional di daerah Garut dan Pangalengan. Penelitian ini menganalisis variabel seperti kestabilan pendapatan, produktivitas hasil panen, mutu hasil panen, pengetahuan agronomi, serta tingkat kepercayaan dan kepuasan terhadap model kemitraan Indofood. Variabel kontrol meliputi faktor eksternal seperti cuaca, fluktuasi pasar, dan regulasi pemerintah. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan signifikan baik secara ekonomi maupun agronomis antara petani mitra Indofood dan petani dengan sistem penjualan tradisional. Petani mitra mencatat hasil panen lebih tinggi (12.000 kg/ha vs 8.000 kg/ha), harga jual yang lebih pasti (Rp11.000/kg vs harga pasar fluktuatif), serta arus pendapatan yang lebih stabil. Petani mitra juga mendapatkan manfaat dari penyediaan benih unggul varietas Atlantic, pupuk, serta pendampingan teknis dari agronom Indofood yang berkelanjutan. Dukungan ini terbukti mengurangi risiko serangan hama, kegagalan panen, dan ketidakpastian pasar. Dalam FGD, seluruh petani mitra (100%) menyatakan pendapatannya menjadi lebih stabil, dengan 86% menyebutkan ada peningkatan pendapatan setelah mengikuti program kemitraan. Selain keuntungan ekonomi, penelitian ini juga menemukan peningkatan relasi sosial dan kelembagaan yang signifikan. Tingkat kepercayaan petani terhadap Indofood sebagai mitra usaha sangat tinggi, dengan 90% petani menyatakan sangat puas. Kemitraan ini juga berperan penting dalam pengembangan komunitas melalui pelatihan agronomi, pembangunan infrastruktur, dan program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Namun demikian, aspek penyediaan benih dan skema pembelian kembali hasil panen masih menjadi titik lemah yang perlu ditingkatkan oleh Indofood dalam program kemitraan ini. Penelitian ini memberikan kontribusi terhadap literatur ilmiah dengan menunjukkan bahwa kemitraan agribisnis berbasis kontrak seperti Indofood dapat meningkatkan ketahanan ekonomi petani, efisiensi produksi, serta keberlanjutan sosial dan lingkungan. Integrasi rantai pasok vertikal, jaminan harga, dan penguatan kapasitas petani merupakan fondasi utama model kemitraan ini. Hasil studi ini memberikan rekomendasi agar Indofood memperluas model kemitraannya ke wilayah lain yang berpotensi, serta memperkuat kolaborasi dengan kelompok tani lokal dan dukungan kelembagaan pemerintah. Model kemitraan Indofood dapat direplikasi sebagai solusi strategis dalam penguatan sektor hortikultura nasional.