digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Keseimbangan antara biaya, ketangkasan, dan skalabilitas sangat penting dalam Supply Chain Management (SCM) untuk menghadapi pasar yang berkembang pesat di industri ritel dan memastikan pertumbuhan bisnis secara jangka pendek maupun panjang. Supply Chain Partnership (SCP) berperan penting dalam mengatasi masalah ini, didorong oleh meningkatnya kompleksitas, skala ekonomi yang kurang memadai, serta jaringan yang tersebar. Kolaborasi ini dapat terbentuk dalam berbagai model kemitraan sehingga diperlukan keputusan strategis untuk memilih model yang tepat melalui kerangka kerja yang terstruktur. Namun, studi yang ada berfokus pada evaluasi pemilihan mitra dalam model yang sama daripada membandingkan beberapa model yang ada, sehingga menyoroti pentingnya teknik pengambilan keputusan untuk membantu perusahaan mengatasi masalah ini. Studi ini fokus untuk mengevaluasi peluang SCP di PT RRI, bagian dari Perusahaan Milik Negara (BUMN) minyak dan gas di Indonesia yang menghadapi kondisi rantai pasok yang tidak efisien. Masalah ini cenderung terjadi pada perusahaan ritel yang sedang berkembang yang berusaha mencapai skala ekonominya. Penelitian terdahulu menyoroti skalabilitas, efektifitas operasional, dan efisiensi biaya sebagai manfaat utama SCP. Namun, penelitian ini mengidentifikasi bahwa terdapat peningkatan biaya rantai pasok setelah penerapan kemitraan Third Party Logistic (3PL) dalam menjangkau outlet yang ada melalui Distribution Centre (DC) di Jawa Barat dan Jawa Timur. Selain itu, analisa segmentasi menemukan bahwa hal ini didorong oleh inefisiensi ekstrem di beberapa wilayah, menyoroti peran pendekatan berbasis segmen dalam mengevaluasi kinerja dan peluang kemitraan. Tinjauan pustaka tentang SCP yang komprehensif mengidentifikasi kesesuaian strategis, kemampuan logistik, dan implikasi ekonomi sebagai variabel yang paling sering dievaluasi dalam pemilihan mitra rantai pasok, terdiri dari berbagai variabel turunan yang lebih spesifik. Hal ini menyoroti kemitraan sebagai permasalahan yang kontekstual dan spesifik yang memerlukan penyelarasan dengan motivasi untuk membangun hubungan tersebut. Oleh karena itu, diperlukan suatu kerangka kerja pengambilan keputusan yang mengakomodir hal ini. Selanjutnya, ini akan menjadi dasar dalam penentuan kriteria pemilihan model kemitraan yang sesuai dengan konteks PT RRI. Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan mixed method. Analisis konten disusun berdasarkan hasil wawancara semi-terstruktur terhadap empat partisipan yang berasal dari internal maupun eksternal yang bertujuan mengidentifikasi motivasi SCP, untuk kemudian ditetapkan menjadi kriteria pemilihan berdasarkan penilaian para ahli. Integrasi Analytic Hierarchy Process (AHP) dan Technique for Order of Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) dilakukan terhadap 3PL, Coopetition Model Supply Chain (CMSC), dan Hybrid Model (HM) guna meningkatkan pengambilan keputusan strategis. Selain itu, segmentasi yang dilakukan menggunakan K-Means mengidentifikasi kluster ideal yang digunakan dalam mengevaluasi model kemitraan sebelum mengusulkan alternatif yang sesuai. Data kuantitatif dikumpulkan melalui survei kepada sembilan partisipan internal yang memiliki pemahaman mendalam tentang model kemitraan yang dievaluasi sebagai dasar perhitungan AHP-TOPSIS. Selanjutnya, uji sensitivitas dilakukan untuk menilai performa tiap alternatif pada lima skenario strategis tambahan yang memberikan pertimbangan strategis jangka pendek, panjang, maupun konteks yang lebih spesifik secara komprehensif. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa motivasi jangka pendek cenderung menjadi pendorong utama, menunjukkan pentingnya integrasi atas pertimbangan jangka panjang sebagai pendekatan yang lebih seimbang untuk menghindari kehilangan peluang. Selain biaya bersih rantai pasok, HM juga unggul dalam penilaian AHP-TOPSIS yang dilakukan secara komprehensif terhadap 13 kriteria saat dibandingkan terhadap 3PL maupun CMSC, menunjukkan pendekatan ini lebih baik daripada model kemitraan yang disamaratakan untuk semua situasi. Uji sensitivitas menunjukkan bahwa keputusan dipengaruhi oleh perubahan prioritas strategis, menyoroti pengurangan kompleksitas dan skalabilitas sebagai atribut unik yang mempengaruhi keputusan strategis secara signifikan. Dengan mengintegrasikan temuan ini, diusulkan strategi kemitraan rantai pasok hibrida berbasis kluster yang memberikan manfaat strategis dalam meningkatkan kinerja rantai pasok serta memfasilitasi pertumbuhan bisnis PT RRI. Lebih lanjut, studi ini berkontribusi terhadap literatur pengambilan keputusan dengan menggunakan AHP-TOPSIS di luar evaluasi mitra-pemasok konvensional. Studi ini juga memperkenalkan pendekatan pengambilan keputusan berbasis segmentasi yang memfasilitasi permasalahan di dunia nyata terkait jaringan ritel yang tersebar. Temuan yang ada menawarkan wawasan yang dapat ditindaklanjuti bagi para praktisi dan landasan bagi penelitian di masa mendatang. Ini termasuk mengevaluasi tantangan aktual dalam mengadopsi model ini di area rantai pasokan tertentu serta konteks yang lebih luas seperti trade-off antara kinerha biaya dan ketangkasan operasional dalam jangka panjang. Selain itu, perlu untuk mengeksplorasi sejauh mana kompleksitas tambahan dari Model Hibrida dapat diterima dalam studi kasus nyata, atau bagaimana penerapan kerangka kerja yang diusulkan dalam studi ini dapat diaplikasikan untuk memecahkan masalah dalam konteks pemilihan kemitraan yang lebih luas maupun lintas industri.