digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Edna Raditya Kirana
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

COVER Edna Raditya Kirana
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Edna Raditya Kirana
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Edna Raditya Kirana
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Edna Raditya Kirana
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Edna Raditya Kirana
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Edna Raditya Kirana
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

DAFTAR PUSTAKA Edna Raditya Kirana
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

LAMPIRAN Edna Raditya Kirana
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

Pesatnya pertambahan populasi menyebabkan degradasi lahan produktif pertanian dan permintaan pangan yang terus bertambah. Kegiatan bertani secara urban menggunakan sistem hidroponik vertical tower dapat menjadi solusi. Namun, belum adanya formulasi larutan organik yang dapat menyaingi performa larutan nutrisi hidroponik anorganik menjadi suatu tantangan besar, salah satu yang berpotensi adalah vermicompost tea (VCT). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh dua jenis larutan nutrisi (AB mix dan VCT) terhadap pertumbuhan dan hasil produksi biomassa tanaman bayam merah (Amaranthus tricolor var. Mira) serta menghitung neraca massa dan energi (NME) pada sistem produksi. Bayam merah merupakan tanaman hortikultura yang memiliki senyawa antosianin tinggi dan kaya kandungan gizi. VCT merupakan hasil ekstraksi dari vermikompos dengan tujuan untuk mengubah unsur biokimia nutrisi menjadi lebih mudah diserap oleh tanaman. Hidroponik vertical tower merupakan sistem dengan struktur bertingkat sehingga penggunaan ruang lebih optimal. Penelitian dilakukan dengan eksperimental desain untuk membandingkan 25 sampel tanaman secara acak dari 2 perlakuan jenis larutan nutrisi yaitu AB mix dan VCT pada konsentrasi 1300-1320 ppm. Data yang diambil setiap 3 hari sekali dari HST-15 sampai HST-30 meliputi parameter pertumbuhan (tinggi tanaman serta jumlah, panjang dan lebar daun), dan hasil biomassa (bobot basah, bobot kering, root-shoot ratio, kadar air, luas daun, kadar klorofil relatif, kadar klorofil, kadar antosianin). Analisis data dilakukan dengan dua uji yaitu parametrik (T-test) apabila data normal dan non parametrik (Mann-Whitney) apabila data tidak normal. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan signifikan pada taraf kepercayaan 95% (p ? 0,05) untuk seluruh parameter pertumbuhan di setiap waktu pengamatan dengan hasil AB mix lebih baik dibandingkan VCT. Hasil biomassa tanaman menunjukkan perbedaan signifikan pada parameter bobot basah, bobot kering, root/shoot ratio, luas daun, dan kadar klorofil relatif. Sementara itu, pada parameter kadar air tidak terdapat perbedaan signifikan antara dua perlakuan. Perhitungan NME menunjukkan sistem VCT memerlukan input ±13,9 kali lebih besar dibandingkan sistem AB mix.