digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Iswatun Amaliah Khairunnisa
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu komoditas utama di Indonesia yang memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional, dengan menghasilkan lebih dari $1,2 miliar dalam ekspor setiap tahunnya. Namun, produktivitas kakao menghadapi berbagai tantangan, seperti umur pohon yang menua, serangan penyakit, banjir, serta dampak perubahan iklim yang memicu musim kemarau panjang dan curah hujan ekstrem. Produktivitas kakao yang baik didasari oleh bibit tanaman yang baik, sehingga fase vegetatif tanaman memiliki peranan penting dalam menghasilkan biji kakao yang berkualitas. Penelitian ini bertujuan melakukan kuantifikasi pertumbuhan pada budidaya tanaman kakao pada fase vegetatif awal berdasarkan standar operasional prosedur (SOP) Permetan No. 48 Tahun 2014 serta membuat model matematis pertumbuhan selama masa budidaya. Pengamatan budidaya dilakukan di screen house ITB Kampus Jatinangor selama 40 hari menggunakan bibit tanaman kakao varietas Klon 45 berumur 60HSS dan dilakukan pengamatan terhadap pertumbuhan tanaman dan kondisi lingkungan setiap 4 hari sekali. Budidaya dilakukan dengan penambahan isolat bakteri Priestia Aryabhattai sebagai PGPR dan photosynthesis enhancer. Hasil pengamatan menunjukkan laju pertumbuhan pada kontrol cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan pemberian PGPR hampir pada seluruh parameter pengamatan kecuali bobot segar akar. Rata-rata laju pertumbuhan tinggi tanaman, panjang akar, jumlah daun, luas daun, bobot segar tajuk, bobot segar akar, bobot kering tajuk, dan bobot kering akar berturut-turut pada perlakuan PGPR yaitu 0,057 cm.hari-1; 0,043 cm.hari-1; 0,020 helai.hari-1; 0,287 cm2.hari-1; 1,83 x 10-2 g.hari-1; 1,35 x 10-2 g.hari-1; 6,50 x 10-3 g.hari-1; 6,13 x 10-3 g.hari-1, sedangkan pada kontrol yaitu 0,073 cm.hari -1; 0,078 cm.hari -1; 0,042 helai.hari -1; 1,362 cm2.hari -1; 2,89 x 10-2 g.hari-1; 9,13 x 10-3 g.hari-1; 1,81 x 10-2 g.hari-1; 9,00 x 10-3 g.hari-1. Rata-rata laju penambahan kandungan bahan organik tajuk dan akar pada perlakuan PGPR yaitu 5,51 x 10-3g dan 6,13 x 10-3 g, sedangkan pada kontrol yaitu 1,63 x 10-2 g dan 8,80 x 10-3g. Rata-rata laju penambahan kandungan bahan mineral tajuk dan akar pada perlakuan PGPR yaitu 9,90 x 10-4 g dan 5,86 x 10-4 g, serta pada kontrol yaitu 1,86 x 10-3 g dan 6,25 x 10-4g. Pada akhir masa penelitian didapatkan bobot basah dan kering akar pada perlakuan PGPR menunjukkan perbedaan yang signifikan secara statistik dibanding kontrol dengan nilai rata-rata bobot basah dan kering akar perlakuan PGPR yang lebih tinggi yaitu 2,44g dana 0,57g. Melalui analisis Goodness of Fit, diperoleh model paling sesuai untuk pertumbuhan panjang akar baik perlakuan PGPR maupun kontrol adalah model logistik, untuk tinggi tanaman dan luas daun baik pada perlakuan PGPR dan kontrol serta jumlah daun kontrol adalah model gompertz, dan untuk jumlah daun perlakuan PGPR adalah model eksponensial. Persamaan untuk model pertumbuhan tinggi tanaman, panjang akar, jumlah daun, dan luas daun pada perlakuan PGPR berturut-turut adalah y=23,853+2,839?exp(?exp(?0,0708(x?78,239))), ????=17,233 1+exp(?0,2001?(x?49,47)), ????= 2,182.exp(0,0138????), y=126,16+(1,8122×105)?exp(?exp(?0,0143(x?244,22))), dan pada kontrol berturut-turut adalah ????=23,546+4.967exp(?exp(?0.0466(x?84.81))), ????=19,3431+exp(?0,2007?(x?59,11)), y=3,4056+199,7444?exp(?exp(?0,0025?(x?601,83))), y=126,7+100,71?exp(?exp(?0,2599?(x?77,403))).