digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK - Muhammad Ihsan Anshorulloh
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

COVER Muhammad Ihsan Anshorulloh
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Muhammad Ihsan Anshorulloh
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Muhammad Ihsan Anshorulloh
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Muhammad Ihsan Anshorulloh
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Muhammad Ihsan Anshorulloh
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Muhammad Ihsan Anshorulloh
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

DAFTAR PUSTAKA Muhammad Ihsan Anshorulloh
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

LAMPIRAN Muhammad Ihsan Anshorulloh
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

Hutan kota adalah bagian dari lingkungan perkotaan dengan potensi keanekaragaman hayati yang memberikan manfaat ekologis untuk menyerap dan menyimpan karbon dalam upaya mitigasi emisi CO2 di atmosfer. Kemampuan setiap spesies dalam menyimpan karbon akan berbeda, namun informasi ini masih terbatas untuk pohon yang sering ditanam di hutan kota. Oleh karenanya, penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan komunitas pohon beberapa hutan kota di Kota Bandung dan mengestimasi simpanan karbon sebagai salah satu fungsi ekologis dari hutan kota. Pengambilan data pohon dilakukan di lima lokasi penelitian, yaitu (1) Tahura Ir. H. Djuanda (empat petak), (2) Taman Cilaki (sensus pohon), (3) Taman Maluku (sensus pohon), (4) Eks TPA Cicabe (sensus pohon), dan (5) Taman Tegalega (enam petak) dengan menggunakan petak berukuran 20x50 m2 dan juga sensus pohon untuk beberapa lokasi penelitian. Nama spesies pohon dicatat dan DBH setiap individu diukur, kemudian digunakan untuk menghitung indeks keanekaragaman Shannon-Wiener (H’) dan indeks nilai penting (INP) serta mengestimasi simpanan karbon pohon total. Setiap hutan kota memiliki komposisi spesies pohon yang berbeda, namun Swietenia macrophylla dan Toona sinensis merupakan pohon yang umum ditemukan di lima hutan kota. Taman Cilaki memiliki kekayaan spesies tertinggi (48 spesies, H’=1,46), kemudian Taman Tegalega (41 spesies, H’=1,38), Taman Maluku (29 spesies, H’=1,11), Tahura Ir. H. Djuanda (21 spesies, H’=0,80), dan Eks TPA Cicabe (15 spesies, H’=1,01). Tahura Ir. H. Djuanda didominasi oleh Hymenaea courbaril (INP=93,5%); Taman Cilaki didominasi Pterocarpus indicus (INP=31,37%); Taman Maluku didominasi Spathodea campanulata (INP=56,59%); Eks TPA Cicabe didominasi Elaeis guinensis (INP=83,34%); dan Taman Tegalega didominasi Swietenia macrophylla (INP=30,44%). Simpanan karbon tertinggi adalah 499,99 ton/ ha di Tahura Ir. H. Djuanda, kemudian 230,50 ton/ ha di Taman Tegalega, 157,15 ton/ ha di Taman Cilaki, 145,98 ton/ ha di Taman Maluku, dan terendah sekitar 96,21 ton/ ha di Eks TPA Cicabe. Berdasarkan data komunitas pohon dan jumlah simpanan karbon diketahui bahwa terdapat tiga klaster, yaitu Taman Maluku-Eks TPA Cicabe; Taman Tegalega-Taman Cilaki; dan Tahura Ir. H. Djuanda. Spesies pohon yang ditanam di Tahura Ir. H. Djuanda berbeda dengan hutan kota lainnya menunjukkan bahwa Tahura Ir. H. Djuanda memiliki karakteristik yang khas dengan empat lokasi penelitian lain. Jumlah pohon besar menunjukkan kemampuan vegetasi dalam menyimpan karbon sehingga keberadaannya berperan besar dalam siklus karbon.