2017 TA PP DIAN ANGGRAENI PUTRI PERDANI 1-BAB 1.pdf
Terbatas  suwadji
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  suwadji
» Gedung UPT Perpustakaan
2017 TA PP DIAN ANGGRAENI PUTRI PERDANI 1-BAB 2.pdf
Terbatas  suwadji
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  suwadji
» Gedung UPT Perpustakaan
2017 TA PP DIAN ANGGRAENI PUTRI PERDANI 1-BAB 3.pdf
Terbatas  suwadji
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  suwadji
» Gedung UPT Perpustakaan
2017 TA PP DIAN ANGGRAENI PUTRI PERDANI 1-BAB 4.pdf
Terbatas  suwadji
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  suwadji
» Gedung UPT Perpustakaan
2017 TA PP DIAN ANGGRAENI PUTRI PERDANI 1-BAB 5.pdf
Terbatas  suwadji
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  suwadji
» Gedung UPT Perpustakaan
Kemampuan pati dalam membentuk kompleks dengan molekul hidrofobik dapat diaplikasikan sebagai molekul pembawa obat, misalnya obat papaverin dan parasetamol. Papaverin merupakan obat jenis antispasmodik yang digunakan untuk meningkatkan aliran darah dalam tubuh. Parasetamol merupakan agen analgesik dan antipiretik yang digunakan untuk mengurangi nyeri ringan sampai sedang seperti nyeri kepala, migrain dan nyeri paska melahirkan. Permasalahan utama dalam formulasi obat papaverin dan parasetamol adalah kelarutannya yang lemah dalam air, yakni kelarutan parasetamol dalam air 14 mg/mL sedangkan kelarutan papaverin 25 mg/mL. Dalam kompleks inklusi pati, papaverin dan parasetamol dibungkus oleh heliks tunggal amilosa yang terkandung dalam pati. Dengan karakteristik tersebut, diharapkan kompleks inklusi antara pati dengan papaverin dan pati dengan parasetamol dapat terbentuk dan dapat disiapkan menjadi tablet. Pembuatan kompleks inklusi dilakukan dengan mencampurkan larutan pati ~1% (b/v) dengan masing-masing papaverin dan parasetamol 10-50% dari berat pati pada suhu 80-85 oC. Selain itu, variasi waktu pengompleksan juga dilakukan antara 1 sampai 5 jam, baik dengan penambahan waktu pengovenan maupun tanpa penambahan waktu pengovenan. Hasil pembuatan kompleks inklusi pati dikarakterisasi menggunakan spektroskopi FTIR, XRD, SEM dan TGA. Hasil karakterisasi dengan FTIR menunjukkan adanya uluran di sekitar 3500-3000 cm-1 (gugus hidroksil), 2900-2800 cm-1 (gugus alkana), 1600-1700 cm-1 (gugus karbonil). Pola difraksi sinar-X, pada kompleks pati-papaverin muncul puncak di rentang 2θ1 = 18,8-20o dan 2θ2 = 31,5-33o sedangkan pada kompleks pati-parasetamol muncul puncak di rentang 2θ1 = 18,2-20,5o dan 2θ2 = 31-32o. Karakterisasi dengan TGA menunjukkan bahwa kompleks pati-parasetamol mulai terdegradasi pada suhu 270 oC sedangkan kompleks pati-papaverin mulai terdegradasi secara termal pada suhu 250 oC. Pada uji degradasi pati, diperoleh nilai aktivitas enzim α-amilase yang mendegradasi pati lebih besar dibandingkan dengan aktivitas enzim α-amilase saat mendegradasi produk kompleks inklusi yang terbentuk.
Perpustakaan Digital ITB