digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Marvel Cinematic Universe adalah salah satu waralaba film terbesar di dunia, dengan pendapatan kotor lebih dari $32 miliar. Penelitian ini menyelidiki bagaimana MCU menjadi sukses secara global, dengan fokus pada adaptasi budaya, memikat penonton global, dan penetrasi pasar internasional. Studi ini menggunakan pendekatan kualitatif, dari survei daring yang menargetkan penonton yang mengkonsumsi produk berusia 18-25 tahun, dengan pertanyaan terbuka, dan juga laporan dan statistik industri dari situs web seperti IMDb, The Numbers, dan Box Office Mojo. Kombinasi ini memungkinkan analisis mendalam tentang pengalaman penonton di MCU. Hasil menunjukkan bahwa, terlepas dari produksi beranggaran tinggi dan penceritaan yang imersif, kebangkitan MCU sebagian bertumpu pada konten lokal dan representasi budaya. Dengan film-film seperti Black Panther, Black Panther: Wakanda Forever, dan Shang-Chi and the Legend of the Ten Rings, bersama dengan Serial TV mereka seperti Ms. Marvel, Luke Cage, dan Ironheart, ditunjukkan bahwa Marvel dapat mengintegrasikan narasi dan identitas non-Barat mereka. Responden survei menyatakan bahwa keterikatan mereka dengan berbagai karakter ini disebabkan oleh pemasaran yang spesifik wilayah, film dengan versi sulih suara dan subtitel, serta kampanye media sosial yang menargetkan wilayah tertentu. Lebih lanjut, pemanfaatan media sosial dan platform digital MCU yang cerdas dapat membuat penggemar lebih terlibat dan berpartisipasi dalam konten mereka. Penelitian ini menggunakan teori globalisasi, komunikasi antarbudaya, dan identitas sosial untuk menjelaskan bagaimana teori-teori ini dapat berkontribusi pada loyalitas merek dan daya tarik global waralaba yang berkelanjutan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa MCU menyediakan model yang dapat direplikasi bagi waralaba media internasional yang ingin sukses di berbagai wilayah budaya, dengan beberapa rekomendasi untuk meningkatkan keterlibatan lintas budaya dan penceritaan inklusif dalam industri film dan hiburan.