digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK_Rizni Fisyadina Saragih
Terbatas  Perpustakaan Prodi Arsitektur
» Gedung UPT Perpustakaan

Menurut Effendi (dalam Ramdhani, 2023) film diartikan sebagai hasil budaya dan alat untuk mengekspresikan kesenian yang ditampilkan secara audio ataupun visual . Film bukan hanya sebagai gambar yang bergerak (Moving Picture) untuk media hiburan yang menyentuh emosional, namun juga bentuk implementasi kebudayaan-kebudayaan di Indonesia. Industri perfilman di Indonesia merupakan salah satu sektor industri kreatif yang mengalami pasang surut dalam keberjalanannya. Namun hingga saat ini, Industri film di tanah air masih kesulitan dalam mengembangkan industri perfilman. Joko Anwar salah satu sutradara terkenal menyebutkan bahwa kualitas dan kuantitas SDM dalam industri perfilman masih rendah oleh sebab itu banyak lulusan perfilman yang sulit terserap oleh industri. Faktor utama yang menjadikan lulusan perfilman sulit terserap industri adalah adanya gap antara pendidikan dengan industri perfilman dilapangan, baik secara metode, bobot materi, sarana & prasarana, kualitas pengajar, dan teknologi yang membuat lulusan perfilman tidak memiliki ketrampilan dan kemampuan yang matang untuk terjun ke dunia kerja. Selain itu masalah pendidikan film yang masih bergabung dalam ilmu terapan lain membuat pengajaran pendidikan film tidak sepenuhnya fokus dalam bidang perfilman. Oleh karena itu, sebagai upaya merespon permasalahan akademi perfilman dengan konsep open design di Dago dirancang untuk menumbuhkan kreatifitas calon senias film untuk berkarya, belajar, dan mulai yang berorientasi ke rana industri, seni dan teknologi agar dapat melahirkan lulusan sarjana perfilman yang berkualitas. proyek ini bertujuan untuk menggabungkan lingkungan belajar dengan profesi yang realitis dengan mengembangkan fasilitas , sarana dan prasarana profesional, selain itu lingkungan pendidikan mengakomodasi ruang kreatif & kolaborasi untuk mendung kegiatan mahasiswa mengajar & berkarya. Dengan konsep open design akademi , ruang-ruang belajar didesain lebih terbuka terhadap publik, komunitas dan kota dan bersifat interdisipline. Sehingga akademi perfilman tidak hanya berdiri sebagai institusi formal namun juga sebagai ruang publik bagi mahasiswa, komunitas film, masyarakat sekitar untuk melakukan kegiatan kreatif, ekspresif dan inovatif.