digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Abdullah Alghani
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 1 Abdullah Alghani
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 2 Abdullah Alghani
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 3 Abdullah Alghani
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 4 Abdullah Alghani
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 5 Abdullah Alghani
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

PUSTAKA Abdullah Alghani
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

Batu bara adalah salah satu komoditas yang memberikan kontribusi terbesar terhadap PDB Indonesia, begitu pula dengan negara-negara pengekspor batu bara lainnya seperti Australia, China, India, dan lainnya. Saat ini, banyak perusahaan batu bara di Indonesia menghadapi tantangan dalam mengoptimalkan cadangan batu bara mereka untuk meningkatkan profitabilitas. Salah satu metode yang terbukti efektif dari perspektif teknis dan ekonomis adalah auger mining. Namun, dengan tren penurunan harga batu bara pada tahun 2024, kelayakan ekonomi auger mining bagi perusahaan, khususnya dalam jangka panjang, menjadi tanda tanya Penelitian ini merupakan studi pertama yang bertujuan untuk mengevaluasi kelayakan ekonomi auger mining dengan menggunakan simulasi DCF (Discounted Cash Flow), Monte Carlo, dan metode ROV (Real Option Valuation) Binomial Lattice berdasarkan kasus nyata dalam kondisi pasar batu bara saat ini, serta mengevaluasi risiko implementasinya dengan mempertimbangkan berbagai ketidakpastian di masa depan seperti harga batu bara, volume produksi, dan faktor biaya operasional lainnya. Studi ini bertujuan untuk menilai kelayakan auger mining berdasarkan tiga skenario: Auger Tipe A (Pemanfaatan Agresif dan Standar) dan Auger B (Implementasi Lokal). Berdasarkan analisis menggunakan metode Discounted Cash Flow (DCF), ketiga skenario menghasilkan nilai ekonomi positif (NPV, IRR, dan PI). Namun, skenario Auger A Standard Utilization dipilih untuk analisis lebih lanjut menggunakan simulasi Monte Carlo (MCS) dan metode ROV Binomial Lattice, karena skenario ini dianggap paling realistis secara teknis dan memiliki valuasi ekonomi menengah dibandingkan dua skenario lainnya. Berdasarkan analisis DCF, skenario Auger A Standard Utilization memiliki NPV sebesar $1,71 juta dengan titik impas yang relatif dekat dengan harga dasar batu bara ($52,24/ton), hanya menurun sebesar $5,27 (10,08%). Risiko proyek memiliki NPV negatif di masa depan adalah 25% (MCS) dan 38% (ROV). Analisis ROV Binomial Lattice memberikan nilai opsi tambahan sebesar $0,16 juta jika proyek dihentikan pada titik waktu tertentu di masa depan. Berdasarkan hasil ini, proyek auger memang memiliki NPV positif, tetapi dianggap cukup berisiko. Oleh karena itu, beberapa rekomendasi diperlukan untuk meningkatkan valuasi proyek dan meminimalkan risiko, seperti mengurangi biaya operasional, memasukkan harga impas batu bara ke dalam kontrak kerja, mengoptimalkan nilai Physical Availability (PA) dan Utilization Availability (UA), serta menegosiasikan fleksibilitas untuk menghentikan proyek di masa depan jika NPV berubah menjadi negatif.