Rasio NPL(Non Performing Loan) dalam perbankan masih menjadi patokan utama dalam menilai kualitas suatu kredit di perbankan. Oleh karena itu bank harus menerapkan prinsip kehati-hatian dalam mengelola portfolio kreditnya agar dapat memaksimalkan laba dengan meminimalisir NPL. Dalam studi ini penulis mengelompokkan portofolio kredit KPR kedalam beberapa profesi dan nilai plafon awal dari setiap debitur.
Penelitian ini dilakukan di PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten dengan tujuan untuk mengoptimalkan penyaluran kredit KPR dengan risiko terkecil. Simulasi Monte Carlo digunakan untuk mengetahui debitur dengan profesi apa dan dengan besaran pengajuan plafon berapa yang memiliki risiko kecil kredit minimal (NPL). Maksimum NPL yang diinginkan adalah 5% per tahun, kepastian sebuah profesi debitur dan besaran plafon berapa yang akan memenuhi target maksimum NPL yang ditetapkan dapat dilihat melalui simulasi Monte Carlo. Pengukuran dilakukan dengan menganalisa data sekunder berupa nilai absolut Performing Loan (PL), nilai absolut Non Performing Loan (NPL), dan rasio NPL dalam persen dari 31 Januari 2014 sampai dengan 31 Desember 2016.
Dari hasil analisa yang dilakukan, bank bjb dalam penyaluran kredit KPR dan mortgage sebaiknya meningkatkan penyaluran kredit terhadap debitur dengan profesi karyawan swasta dengan plafon pinjaman dibawah Rp 500.000.000,- ; PNS dan pemerintahan dengan plafon pinjaman dibawah Rp. 500.000.000,- ; dan profesional dengan plafon pinjaman diatas Rp. 1.000.000.000,- . simulasi Monte Carlo dapat digukanan manajemen bank bjb untuk mengelola portofolio kreditnya.
Perpustakaan Digital ITB