digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800








DAFTAR PUSTAKA MONICA ADELLIA PUTRI
EMBARGO  2028-08-14 

LAMPIRAN MONICA ADELLIA PUTRI
EMBARGO  2028-08-14 

Pendekatan Community-Based Tourism (CBT) menempatkan masyarakat sebagai aktor utama dalam pengelolaan pariwisata, dengan prinsip partisipasi, distribusi manfaat yang adil, pelestarian budaya dan lingkungan, serta kemandirian pengelolaan. Namun, implementasi CBT di Indonesia masih menghadapi tantangan, antara lain ketergantungan pada dukungan eksternal, variasi komponen produk wisata, dan perbedaan kapasitas kelembagaan lokal. Program Balai Ekonomi Desa (Balkondes) di Kecamatan Borobudur merupakan inisiatif pengembangan desa wisata yang bersifat top-down, diinisiasi Kementerian BUMN melalui kemitraan tripartit antara pemerintah, BUMN sponsor, dan desa. Penelitian terdahulu jarang mengkaji bagaimana prinsip CBT beroperasi dalam program top- down dan bagaimana dinamika tahapan pengembangannya. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi kondisi atraksi, amenitas, dan aksesibilitas dari Balkondes, serta memetakan tahapan perkembangannya dalam kerangka teori CBT. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan studi kasus tunggal. Data diperoleh melalui observasi, wawancara, serta telaah dokumen kebijakan. Analisis dilakukan melalui analisis konten untuk memeriksa kondisi komponen wisata dan analisis tematik untuk mengorganisasikan temuan ke dalam kategori tujuan dan orientasi program, struktur dan tata kelola usaha, mekanisme pendanaan dan kemandirian finansial, serta tahapan perkembangan CBT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi kondisi antar-Balkondes signifikan. Beberapa unit berhasil mengembangkan atraksi tematik yang terintegrasi dengan budaya dan alam lokal, sedangkan lainnya masih bergantung pada atraksi tunggal. Amenitas dan aksesibilitas relatif memadai, tetapi fasilitas ramah disabilitas belum merata. Kelembagaan pengelola bervariasi, tidak semua berada di bawah BUMDes, mencerminkan adaptasi struktur sesuai konteks desa. Mekanisme pendanaan mengalami pergeseran dari ketergantungan pada BUMN sponsor menuju model pembiayaan mandiri dengan tingkat kemandirian yang beragam. Pemetaan tahapan menunjukkan perkembangan yang tidak selalu linier dengan teori CBT, yaitu terdapat fase inisiasi yang kuat dari pemerintah pusat, fase transisi pembentukan kapasitas lokal, fase disruptif akibat pandemi, dan fase kemandirian pada sebagian unit. Penelitian ini berkontribusi pada pemahaman teoretis mengenai adaptasi prinsip CBT dalam program top-down berbasis kemitraan tripartit, serta memberikan wawasan praktis yang adaptif dan berkelanjutan dalam pengembangan desa wisata. Temuan ini menegaskan pentingnya kapabilitas SDM, kelembagaan yang kuat, dan strategi pendanaan yang beragam untuk memastikan keberlanjutan program.