digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Penanganan jalan memegang peran penting dalam suatu sistem pengelolaan jejaring jalan. Namun, dalam prosesnya dihadapkan oleh beberapa isu antara lain: keterbatasan anggaran penanganan, keterbatasan data teknis pendukung, conflict of interest antar pemangku kepentingan dan tidak adanya acuan skala prioritas yang menyulitkan penyusunan program penanganan jalan. Pemerintah Kota Jambi tidak terlepas dari permasalahan ini, sehingga penting untuk mengembangkan suatu model prioritisasi berdasarkan metode analytical hierarchy process (AHP) dapat menjadi solusi atas tantangan yang dihadapi. Penelitian ini mengkaji bagaimana signifikansi setiap kriteria dan sub-kriteria dalam pengambilan keputusan penanganan jalan, melakukan penyusunan prioritas penanangan jalan dan menganalisis penyusunan program penanganan berdasarkan model prioritisasi yang dikembangkan. AHP dilakukan untuk seluruh kelompok stakeholder yang terdiri atas kelompok penyedia prasarana jalan, perencana pembangunan daerah, pengguna prasarana jalan, dan akademisi untuk mendapatkan bobot tiap kriteria dan sub-kriteria pengambilan keputusan penanganan jalan. Keseluruhan kelompok memberikan bobot terbesar untuk kriteria kondisi teknis jalan (KTJ), menunjukkan bagaimana KTJ signifikan dampaknya dalam pengambilan keputusan penanganan jalan. Sub-kriteria tingkat kerusakan jalan (TKJ) dianggap paling penting oleh kelompok penyedia prasarana jalan, pengguna prasarana jalan dan gabungan kelompok. Sementara, kelompok perencana pembangunan daerah memberikan bobot tertinggi untuk sub-kriteria hierarki fungsi (HF) dan kelompok akademisi menganggap potensi ekonomi wilayah (PEW) sebagai sub-kriteria paling signifikan dengan bobot terbesar. Jalan dengan urutan prioritas tertinggi berdasarkan pembobotan yang dilakukan oleh kelompok pengguna prasarana jalan, akademisi dan gabungan kelompok adalah Jl. Ki Samanhudi. Sementara, oleh kelompok penyedia prasarana jalan dan perencana pembangunan daerah masing-masing adalah Jl. Dara Petak I dan Jl. Poros Kotabaru Indah. Berdasarkan penyusunan program penanganan oleh keseluruhan kelompok menunjukkan hasil positif dengan capaian kemantapan yang terus meningkat sepanjang tahun pemrograman, dengan capaian tertinggi oleh model prioritisasi berdasarkan pembobotan kelompok akademisi sebesar 92,11%. Model prioritisasi yang dikembangkan dalam penelitian ini diharapkan dapat menjadi alat bantu pengambilan keputusan penanganan jalan oleh otoritas terkait di Kota Jambi.