digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

Remaja di Indonesia menjadi kontributor utama dalam tingginya kasus kecelakaan sepeda motor secara nasional. Namun, fakta ini diperburuk oleh tidak efektifnya pemantauan serta penegakan hukum, yang membuat pelanggaran lalu lintas oleh pengemudi muda menjadi fenomena yang sulit dikendalikan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik dan perilaku berisiko siswa SMA pengendara sepeda motor yang berpotensi menyebabkan insiden lalu lintas. Untuk mencapai tujuan tersebut, pendekatan kuantitatif diterapkan dengan menggunakan kuesioner Motorcycle Rider Behavior Questionnaire (MRBQ). Kuesioner disebarkan kepada demografi siswa SMA untuk menelusuri faktor-faktor relevan yang memengaruhi perilaku mereka saat mengemudi. Berdasarkan analisis terhadap 126 responden dari Bandung, Jakarta Selatan, dan Depok, ditemukan bahwa jenis kelamin laki-laki dan domisili di kabupaten menunjukkan kecenderungan insiden yang lebih tinggi. Studi ini juga mengungkap bahwa kepemilikan SIM C tidak berasosiasi signifikan dengan insiden, berbeda dengan kapasitas mesin 125cc ke atas yang justru meningkatkan keselamatan. Secara psikologis dan perilaku, persepsi individu terhadap risiko serta tindakan spesifik seperti mengebut atau melakukan kesalahan lalu lintas terbukti secara signifikan meningkatkan probabilitas terjadinya insiden. Kesiapan pengemudi secara menyeluruh, yang mencakup alat pelindung diri, kondisi mesin, dan kesehatan, juga turut menjadi faktor penentu yang memengaruhi keterlibatan dalam insiden. Penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat karakteristik dan perilaku spesifik pada pengendara di kalangan siswa SMA yang secara signifikan berkontribusi terhadap insiden lalu lintas. Di sisi lain, penelitian ini menemukan bahwa beberapa perilaku berisiko lainnya yang lazim dilakukan tidak memiliki korelasi signifikan dengan terjadinya insiden. Adapun keterbatasan utama penelitian ini terletak pada instrumen Motorcycle Rider Behavior Questionnaire (MRBQ) yang digunakan. Meskipun telah disesuaikan untuk memperhitungkan perilaku lokal, instrumen tersebut pada dasarnya belum dirancang secara spesifik untuk demografi pengendara muda. Oleh karena itu, direkomendasikan adanya penelitian lanjutan untuk mengadaptasi dan memvalidasi instrumen MRBQ agar lebih selaras dengan konteks demografis serta budaya remaja di Indonesia.