Sumber daya air merupakan elemen penting bagi kehidupan manusia dan
ekosistem, namun peningkatan populasi, urbanisasi, dan aktivitas manusia telah
memicu penurunan kualitas air di banyak wilayah, termasuk Sungai Jeneberang,
Sulawesi Selatan. Sungai ini mempunyai banyak peran, namun menghadapi
tekanan pencemaran dari point source (PS) dan non-point source (NPS) dari
limpasan permukaan. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi kondisi kualitas air
Sungai Jeneberang, mengidentifikasi kontribusi pencemaran PS dan NPS, serta
mengoptimalkan pengelolaan kualitas air melalui integrasi Better Assessment
Science Integrating Point and Nonpoint Sources (BASINS) dan Water Quality
Analysis Simulation Program (WASP). Metode penelitian melibatkan
pengumpulan data primer yang meliputi parameter pH, suhu, Total Suspended
Solids (TSS), Biochemical Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand
(COD), Dissolved Oxygen (DO), dan (Nitrit+Nitrat) NOx-N. Pendekatan ini
mengintegrasikan BASINS, khususnya Pollutant Load Estimation Tool (PLOAD),
untuk memetakan estimasi beban pencemaran secara spasial, sementara WASP
digunakan untuk mensimulasikan distribusi, transformasi, dan dinamika polutan
secara spasial dan temporal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi eksisting
Sungai Jeneberang sangat dipengaruhi oleh penggunaan lahan dan aktivitas
manusia, dengan kualitas air relatif baik untuk parameter pH, suhu, COD, DO, dan
NOx-N namun BOD dan TSS menunjukkan variasi spasial yang signifikan. Model
BASINS-PLOAD berhasil mengidentifikasi kontribusi tertinggi dari lahan tambang
untuk TSS dan lahan pertanian campur untuk NOx-N, dengan segmen 12 dan 11sebagai area prioritas pengendalian. Model WASP menunjukkan performa sangat
baik untuk simulasi DO dan TSS, namun masih terbatas dalam merepresentasikan
variasi spasial NOx-N akibat keterbatasan parameterisasi proses biogeokimia.
Simulasi skenario pengurangan beban pencemaran memperlihatkan efektivitas
tinggi dalam menurunkan konsentrasi TSS dan memperbaiki nilai Margin of Safety,
sehingga mendukung perlunya intervensi berbasis zonasi dan perlindungan
kapasitas asimilatif sungai. Penelitian ini menegaskan pentingnya integrasi
pendekatan spasial-dinamis dalam perencanaan pengelolaan kualitas air di wilayah
yang mengalami tekanan pencemaran campuran.
Perpustakaan Digital ITB