Pertambangan nikel di Pulau Obi, Maluku Utara, menyebabkan perubahan tutupan lahan secara
signifikan yang berdampak pada peningkatan laju erosi dan penurunan kualitas air. Penelitian
ini bertujuan memprediksi laju erosi dan konsentrasi Total Suspended Solid (TSS)
menggunakan pendekatan Geographic Information System (GIS) dan metode MUSLE. Data
yang digunakan mencakup citra satelit Sentinel-2A tahun 2015, 2020, dan 2025, peta Digital
Elevation Model (DEMNAS), data curah hujan Stasiun Meteorologi Oesman Sadik, serta data
tata guna lahan. Analisis NDVI menunjukkan penurunan vegetasi dari rata-rata 0,32 (2015)
menjadi 0,18 (2025). Luas lahan tambang meningkat dari 14,25% menjadi 45,15%, sementara
hutan lebat menurun hingga tersisa 34,86% dari total wilayah studi. Hasil perhitungan
menunjukkan laju erosi tertinggi mencapai 165 ton/ha/tahun pada area terbuka dan tailing.
Nilai Rw meningkat seiring peningkatan debit dan volume aliran permukaan. Terdapat
hubungan linier antara sediment yield dan konsentrasi TSS, yang diprediksi menggunakan
persamaan Laili (2015). Konsentrasi TSS mencapai lebih dari 200 mg/l pada lokasi dengan laju
erosi tinggi. Diperlukan penerapan konservasi lahan, reklamasi, dan pemantauan berkala
dengan citra satelit untuk mencegah degradasi lingkungan yang lebih lanjut.
Perpustakaan Digital ITB