






BAB V & Daftar Pustaka - Mokhammad Puput Erlangga
PUBLIC Open In Flip Book Devi Septia Nurul Ringkasan
Parameter elastik seperti impedansi akustik, impedansi geser, kecepatan gelombang P dan S, Poisson’s ratio yang diturunkan dari inversi data seismik post-stack maupun pre-stack tidak melibatkan pengaruh frekuensi terhadap besaran tersebut. Padahal, frekuensi merupakan besaran Fisika yang sangat sensitif terhadap kehadiran fluida gas di dalam pori atau rekahan batuan. Pengaruh frekuensi terhadap atribut gelombang seismik yang merambat pada medium berpori yang tersaturasi fluida gas ditunjukkan dengan adanya fenomena dispersi dan atenuasi pada gelombang seismik tersebut. Pada fenomena dispersi, nilai kecepatan gelombang seismik akan berubah seiring dengan berubahnya frekuensi gelombang seismik. Sedangkan pada fenomena atenuasi, amplitudo dan frekuensi gelombang seismik akan mengalami penurunan/pelemahan ketika gelombang seismik tersebut merambat melalui medium tertentu. Batuan reservoir yang tersaturasi fluida gas akan lebih bersifat dispersif dan atenuatif bila dibandingkan dengan batuan yang tidak tersaturasi fluida gas ketika gelombang seismik merambat melalui medium tersebut.
Fenomena dispersi dan atenuasi gelombang seismik yang melalui medium berpori yang tersaturasi fluida dapat dijelaskan dengan konsep WIFF (Wave Induced Fluid Flow). Ketika gelombang seismik ……….P merambat di batuan berpori yang tersaturasi fluida, beberapa bagian batuan mengalami kompresi dan beberapa bagian yang lain mengalami dilatasi. Secara alami, di zona kompresi, tekanan pori lebih tinggi daripada di zona dilatasi. Jika pori batuan terhubung, fluida akan mengalir dari tekanan pori tinggi ke tekanan pori rendah. Aliran fluida relatif akan menginduksi kehilangan energi. Dengan kata lain, gelombang mengalami atenuasi. Bersamaan dengan atenuasi, dispersi kecepatan juga terjadi selama perambatan gelombang.
Pada penelitian ini, atribut atenuasi kecepatan gelombang seismik akan diturunkan dari data seismik partial angle-stack dan atribut dispersi kecepatan gelombang seismik akan diturunkan dari data seismik partial angle-gather. Atribut atenuasi
iv
dihitung menggunakan metode amplitude-versus-frequency (AVF). Sedangkan atribut dispersi dihitung dari inversi linear aproksimasi persamaan AVO oleh Shuey. Input yang digunakan untuk kedua perhitungan tersebut adalah hasil spektral dekomposisi data seismik partial angle-stack dan partial angle-gather. Pada penelitian ini, data seismik partial angle-stack dan partial angle-gather dibagi menjadi tiga jenis, yaitu near angle (0?-15?), mid angle (15?-30?), dan far angle (30?-45?). Atribut atenuasi dan atribut dispersi yang diturunkan dari data seismik partial angle-stack dan partial angle-gather tersebut dikonvolusi dengan operator filter yang diperoleh dari Least Square Inverse Filtering. Pada proses Least Square Inverse Filtering, input yang digunakan adalah atribut atenuasi dan atribut dispersi, sedangkan output yang diinginkan adalah data log saturasi gas. Langkah berikutnya adalah melakukan crossplot antara atribut atenuasi dan dispersi yang sudah dikonvolusi dengan operator filter untuk masing-masing sudut terhadap nilai saturasi gas. Berdasarkan hasil crossplot tersebut kita dapat simpulkan bahwa atribut atenuasi yang diturunkan dari data mid angle-stack memiliki korelasi tertinggi terhadap nilai saturasi gas. Sedangkan untuk atribut dispersi yang diturunkan dari data near angle-gather memiliki korelasi tertinggi terhadap nilai saturasi gas. Selain atribut atenuasi dan atribut dispersi, saturasi gas pada reservoir batu pasir juga dipengaruhi oleh nilai porositas batuan. Berdasarkan analisa crossplot, nilai porositas berbanding terbalik terhadap nilai densitas batuan. Oleh sebab itu, kombinasi antara atribut atenuasi, atribut dispersi, dan densitas tersebut akan digunakan untuk memetakan sebaran reservoir batu pasir yang tersaturasi gas di Lapangan Sadewa cekungan Kutai. Berdasarkan hasil crossplot dari ketiga atribut tersebut, maka saturasi gas dapat dihitung dengan menggunakan persamaan ????????=(????????????????????????????????????????????.????????????????????????????????????????)1/20.3337.?????????????????????????????0.02577.
Pada penelitian ini digunakan enam trace seismik untuk setiap data seismik partial angle gather yang digunakan untuk menurunkan atribut dispersi. Hal ini disebabkan karena keterbatasan komputasi yang digunakan dalam mengolah data seismik tersebut. Untuk penelitian kedepannya diharapkan dapat menggunakan trace seismik yang lebih banyak pada data partial angle gather untuk menurunkan atribut dispersi sehingga dapat meningkatkan akurasi dalam mengidentifikasi keberadaan gas.