digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak - Muhammad Dzaky Rakan Kautsar
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

COVER Muhammad Dzaky Rakan Kautsar
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Muhammad Dzaky Rakan Kautsar
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Muhammad Dzaky Rakan Kautsar
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Muhammad Dzaky Rakan Kautsar
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Muhammad Dzaky Rakan Kautsar
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Muhammad Dzaky Rakan Kautsar
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

DAFTAR PUSTAKA Muhammad Dzaky Rakan Kautsar
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

LAMPIRAN Muhammad Dzaky Rakan Kautsar
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Asparagus (Asparagus officinalis L.) merupakan tanaman pangan populer dengan produksi global tinggi, namun stok alaminya terus menurun akibat eksploitasi berlebihan tanpa upaya perbanyakan. Metode konvensional dinilai kurang efektif karena laju germinasi dan survivabilitas yang rendah, sehingga kultur jaringan in vitro menjadi alternatif untuk produksi cepat dan massal. Penggunaan bioreaktor seperti Temporary Immersion System (TIS) tipe RITA dinilai lebih ekonomis karena dapat mengurangi tenaga kerja dan mengurangi biaya pada kondisi operasi yang optimal. Pada penelitian kali dilakukan kultivasi tanaman asparagus secara In-Vitro dengan menggunakan bioreaktor TIS-RITA dengan lama perendaman (imersi) selama 2 menit dengan variasi frekuensi perendaman setiap 4 jam dan setiap 8 jam. Lalu dilakukan optimasi perakaran untuk meningkatkan survivabilitas bibit dengan variasi zat pengatur tumbuh IBA pada konsentrasi 1,5 ppm dan 3 ppm. Selain itu dilakukan eksplorasi produksi karboksimetil selulosa (CMC) untuk menambah nilai residu limbah asparagus. Pembuatan karboksimetil dilakukan dengan proses karboksimetilasi pada selulosa yang di ekstrak dengan ekstraksi alkali. Performa pertumbuhan pada bioreaktor TIS-RITA di analisis dengan melihat laju pertumbuhan relatif dengan nilai masing-masing variasi sebesar 0,038 ± 0,012 g/g/hari dan 0,045 ± 0,007 g/g/hari, laju elongasi dengan masing-masing sebesar 0,466 ± 0,119 cm/hari dan 0,536 ± 0,0932 cm/hari, dan laju multiplikasi sebesar 1,25 ± 0,43 pucuk/eksplan dan 1,805 ± 0,17 pucuk/eksplan. Lalu analisis medium dilakukan dengan perubahan konsentrasi sukrosa yaitu masing-masing sebesar 0,682 ± 0,591 g/L dan 0,682 ± 0,591 g/L, perubahan nilai konduktivitas masing sebesar 519 ± 483 mS/cm dan 1061± 1283, dan perubahan pH sebesar 0,39±0,47 dan 0,303±0,405. Perakaran terbentuk pada medium dengan IBA 1,5 ppm dan 3 ppm sebanyak 66,67% dan 100%. Selanjutnya ekstraksi menghasilkan selulosa sebesar 10,35 ± 2,33% dengan efisiensi ekstraksi sebesar 79,73%. Proses karboksimetilasi menghasilkan karboksimetil selulosa dengan nilai derajat substitusi, densitas, viskositas, dan kelarutan berturut-turut sebesar 0,3301 ± 0,108%; 2,82 ± 0,0005 g/cm3; 44,9 ± 1,47 cP dan 69,40 ± 11,83%. Penelitian ini menunjukkan bahwa bioreaktor TIS-RITA terbukti mampu mendukung pertumbuhan eksplan dan multiplikasi yang baik, serta proses ekstraksi menghasilkan karboksimetil selulosa dengan yield tinggi. Meskipun belum memenuhi standar industri, hasil penelitian ini memberikan dasar yang menjanjikan untuk pengembangan lebih lanjut dalam optimasi kultur in vitro dan pemanfaatan selulosa.